Donald Trump, Volodymyr Zelensky, Vladimir Putin. (CNN)
Riza Aslam Khaeron • 20 March 2025 13:24
Kyiv: Ukraina dan Rusia saling melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur energi dalam waktu semalam, hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan pembicaraan melalui telepon dan setuju hentikan serangan di infrastruktur energi pada Selasa, 18 Maret 2025.
Melansir CNN pada Rabu, 19 Maret 2025, Kremlin sebelumnya telah menyetujui gencatan senjata terbatas dalam serangan terhadap fasilitas energi, namun menolak proposal gencatan senjata 30 hari yang didukung Trump dan Ukraina.
"Putin pada dasarnya menolak proposal gencatan senjata komprehensif. Akan lebih tepat jika dunia menolak setiap upaya Putin untuk memperpanjang perang," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa malam, seperti dikutip CNN pada 19 Maret 2025.
Serangan udara oleh Rusia dilaporkan terjadi pada Rabu, 19 Maret 2025. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia melancarkan 145 drone, 2 rudal balistik, dan 4 rudal anti-pesawat yang menargetkan wilayah Sumy, Odesa, Poltava, Dnipropetrovsk, Kyiv, dan Chernihiv.
"Sebanyak 72 drone berhasil ditembak jatuh," ujar Angkatan Udara Ukraina pada Rabu pagi, seperti dilansir CNN pada 19 Maret 2025.
Fasilitas sipil yang diserang termasuk rumah sakit di wilayah Sumy dan sistem listrik yang menyuplai jalur kereta api di wilayah Dnipropetrovsk. Serangan tersebut menyebabkan satu orang tewas dan melukai 14 orang, menurut laporan yang dikumpulkan CNN dari pejabat Ukraina.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa mereka telah menembak jatuh 57 drone yang diluncurkan oleh Ukraina semalam.
"Sebanyak 35 drone berhasil dicegat dan dihancurkan di wilayah perbatasan Kursk," tulis Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip CNN pada 19 Maret 2025.
Di wilayah Krasnodar, Rusia, sebuah depot minyak dilaporkan terbakar akibat serangan drone Ukraina di dekat desa Kavkazskaya.
"Lebih dari 200 personel telah dikerahkan untuk memadamkan api," ujar pejabat Rusia.
Baca Juga: Usai Telepon dengan Trump, Zelensky Sepakati Hentikan Serangan ke Target Energi |