Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Boyolali: Polres Boyolali menetapkan dua tersangka dalam kasus tewasnya seorang remaja saat latihan silat. Dua tersangka merupakan senior sekaligus pelatih perguruan silat yang diikuti korban, M, 17, warga Dukuh Klimas, Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali.
"Dua tersangka ini yang satunya sudah dewasa, DWP, 18. Sedangkan satu tersangka lain masih kategori anak, SW, 17. Keduanya sudah ditetapkan tersangka dan ditahan di Mapolres Boyolali untuk penyidikan lebih lanjut," kata Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, di Boyolali, Selasa, 27 Mei 2025.
Dia menambahkan kronologi peristiwa yang merenggut nyawa korban M tersebut berawal saat korban mengikuti latihan rutin perguuan silatnya di PSHT Cabang Karanggede. Latihan silat dilaksanakan Rabu malam, 21 Mei 2025, pukul 21.00 WIB.
Latihan berlangsung hingga Kamis dini hari, 22 Mei 2025. Pelaksanaan latihan berhenti setelah terjadi peristiwa pilu tersebut sekitar pukul 00.30 WIB.
"Latihan dilaksanakan di tempat latihan Dukuh Bejen, Desa Karangkepoh, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Saat kejadian sekitar pukul 00.30 WIB itu, korban diminta oleh senior atau pelatihnya untuk melaksanakan kuda-kuda. Kemudian korban ditendang oleh dua orang seniornya itu untuk menguji kekuatan kuda-kudanya," bebernya.
Berdasarkan keterangan saksi, tendangan pada korban dilakukan sebanyak dua kali. Tendangan pertama di bagian ulu hati, kemudian tendangan kedua diarahkan ke bagian perut.
"Setelah tendangan yang kedua ini yang bersangkutan (korban) kemudian terjatuh ke belakang dan pingsan. Tendangan itu, dilakukan oleh kedua tersangka. Masing-masing melakukan tendangan ke korban sebanyak sekali hingga mengakibatkan fatal tersebut. Tendangannya memang sangat kencang karena tendangannya ini dilakukan sambil terbang, ancang-ancang," terangnya.
Setelah melihat korban jatuh pingsan, teman-temannya kemudian berusaha memberikan pertolongan. Korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Namun demikian pada saat sebelum sampai rumah sakit, sudah dinyatakan yang bersangkutan meninggal dunia," ungkapnya.
Di sisi lain, ia menyayangkan peristiwa itu terjadi. Pihaknya berharap kedepan tidak terulang lagi kasus serupa khususnya di wilayah Kabupaten Boyolali.
"Ini hal sangat memprihatinkan untuk kita semua, di kabupaten Boyolali pada khususnya. Dimana seorang anak yang seharusnya mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, pendidikan yang baik, namun demikian karena terjadinya tidak prosedural dalam proses pelatihan yang dilakukan oleh kelompok silat, sehingga mengakibatkan munculnya korban jiwa," ujarnya.