Donald Trump dan Netanyahu Disebut 'Debat Panas' Terkait Isu Iran

Presiden AS Donald Trump menyambut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. (EPA-EFE)

Donald Trump dan Netanyahu Disebut 'Debat Panas' Terkait Isu Iran

Riza Aslam Khaeron • 27 May 2025 15:47

Tel Aviv: Isu Iran kembali memanaskan hubungan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Melansir Times of Israel (ToI), laporan Channel 12 menyebutkan bahwa keduanya terlibat perdebatan tajam dalam percakapan telepon pekan lalu mengenai cara terbaik menghadapi ancaman nuklir dari Iran.

Dalam laporan tersebut, Trump dikabarkan berkata langsung kepada Netanyahu bahwa dia lebih memilih solusi diplomatik.

"Saya ingin solusi diplomatik dengan bangsa Iran. Saya percaya pada kemampuan saya untuk membuat kesepakatan yang bagus," ujar Trump, dikutip dari Channel 12.

Trump juga menekankan keinginannya untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak. Nada percakapan tersebut disebut bertolak belakang dengan pernyataan resmi yang sebelumnya dikeluarkan oleh kantor Netanyahu, yang menyebutkan bahwa keduanya "sepakat akan perlunya memastikan Iran tidak memperoleh senjata nuklir."

Menanggapi laporan soal perdebatan panas ini, kantor Perdana Menteri Israel membantah adanya ketegangan dalam percakapan mereka. Meski begitu, ketegangan antara kedua tokoh ini mendapat konfirmasi tidak langsung dari Kristi Noem, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS yang juga loyalis Trump.

Dalam wawancaranya bersama Fox News setelah bertemu Netanyahu di Yerusalem, Noem mengatakan bahwa dia dikirim langsung oleh Trump untuk memberikan pesan penting.

"Presiden Trump secara khusus mengirim saya ke sini untuk berbicara dengan Perdana Menteri tentang bagaimana negosiasi berjalan dan betapa pentingnya kita tetap bersatu dan membiarkan proses ini berjalan," ujar Kristi Noem, dikutip dari ToI.

Noem menggambarkan pertemuan tersebut sebagai sangat terbuka dan blak-blakan. 

"Saya tidak akan membagikan pesan pribadi presiden kepada Perdana Menteri, tetapi tim Perdana Menteri mengatakan kepada kami setelah pertemuan bahwa mereka tidak ingat adanya pertemuan bilateral yang sejujur dan sejelas ini," tambah Noem.

Lebih lanjut, Noem menegaskan urgensi keputusan terkait Iran. 
 

Baca Juga:
Israel Dikabarkan Siapkan Serangan ke Iran Jika Negosiasi Trump Gagal

"Kita berbicara soal waktu yang sangat singkat di sini. Kita tidak bicara soal minggu, bulan, atau tahun sebelum Presiden Trump membuat keputusan tentang apa yang akan terjadi dengan Iran," ujar Noem.

Terkait kemungkinan serangan militer Israel ke Iran, Noem tidak memberikan jawaban pasti, namun ia menyampaikan sikap tegas Trump.

"Presiden tidak akan pernah menerima Iran yang memiliki kemampuan nuklir. Dia tidak akan pernah menerima mereka memiliki senjata nuklir dan membangun kapasitas ke arah itu," ujar Kristi Noem, dikutip dari Fox News, Minggu, 25 Mei 2025.

Noem juga menyoroti pentingnya kerja sama erat antara Israel dan AS.

"[Netanyahu] juga butuh Amerika, dan dia tahu dia butuh Amerika, dan butuh presiden kita untuk menjadi sekutunya dan bekerja sama. Kita lebih kuat saat bersatu, dan itu adalah sesuatu yang akan kita tangani bersama," ujar Kristi Noem, Minggu, 25 Mei 2025.

Sementara itu, Trump terus menyuarakan optimisme atas negosiasi nuklir dengan Iran. Pada Minggu, 25 Mei 2025, ia menyebut adanya "kemajuan nyata" dalam perundingan dan memprediksi "kabar baik" dalam waktu dekat.

Namun, pada Senin, 26 Mei 2025, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa belum ada tanggal yang ditetapkan untuk putaran pembicaraan selanjutnya dan menolak tuntutan AS untuk menghentikan sementara pengayaan uranium.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)