Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (EFE-EPA/MIRIAM ALSTER / POOL)
Riza Aslam Khaeron • 16 June 2025 10:50
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa perubahan rezim di Iran dapat menjadi hasil akhir dari operasi militer yang sedang digencarkan Israel. Hal tersebut diungkapkan Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu, 15 Juni 2025, yang dikutip oleh Anadolu.
"Itu tentu bisa menjadi hasilnya karena rezim Iran sangat lemah," ujar Netanyahu ketika ditanya apakah perubahan rezim adalah tujuan dari serangan Israel.
Netanyahu mengklaim bahwa serangan-serangan Israel berhasil menewaskan kepala intelijen dan wakil kepala intelijen Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Teheran. Selain itu, ia menekankan bahwa Israel siap melakukan apa pun untuk menghilangkan dua ancaman eksistensial, yakni ancaman nuklir dan rudal balistik dari Iran.
"Kami bertindak untuk menyelamatkan diri kami sendiri, tapi juga untuk melindungi dunia dari rezim yang penuh hasutan ini. Dunia tidak bisa membiarkan rezim paling berbahaya memiliki senjata paling berbahaya di dunia," ujar Netanyahu.
Ia juga menggarisbawahi bahwa Israel tidak akan membiarkan terulangnya peristiwa Holocaust dalam bentuk baru.
"Kami tidak akan mengalami Holocaust kedua, Holocaust nuklir. Kami sudah mengalami satu di abad lalu," ucapnya.
Sejak Jumat pagi, Israel melancarkan serangkaian serangan terhadap wilayah Iran, termasuk fasilitas nuklir, infrastruktur rudal, tokoh-tokoh militer senior, ilmuwan terkemuka, hingga kilang minyak dan ladang gas. Sebagai balasan, Iran menembakkan rudal ke beberapa wilayah Israel.
Netanyahu juga menyatakan bahwa pihaknya telah menginformasikan kepada Presiden AS Donald Trump sebelum serangan dilakukan, dan menegaskan bahwa kedua negara sepenuhnya terkoordinasi.
Baca Juga: Netanyahu Klaim Kematian Pemimpin Hamas Muhammad Sinwar |