Kemitraan KINETIK Indonesia–Australia Dorong Dekarbonisasi Lewat UMKM

Harriet Horsfall, Sekretaris Pertama Pendanaan Iklim Kedutaan Besar Australia, saat berbicara dengan awak media di Kedubes Australia, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025. (Metrotvnews.com)

Kemitraan KINETIK Indonesia–Australia Dorong Dekarbonisasi Lewat UMKM

Willy Haryono • 2 June 2025 18:11

Jakarta: Pemerintah Australia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah program KINETIK (Kemitraan Iklim, Energi Terbarukan, dan Infrastruktur), sebuah inisiatif bilateral yang fokus pada pendanaan iklim dan infrastruktur hijau.

“Menarik investasi asing merupakan salah satu prioritas pemerintah Indonesia. Australia menyadari potensi besar yang dimiliki Indonesia, yang kini menjadi ekonomi terbesar ke-17 dunia dan diperkirakan tumbuh sebesar 4,7 persen pada tahun 2025,” ujar Harriet Horsfall, Sekretaris Pertama Pendanaan Iklim Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dalam pertemuan dengan awak media di kantor Kedubes Australia di Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.

Menurut Horsfall, pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Jakarta pada Mei lalu menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama bilateral, termasuk dalam sektor iklim dan energi terbarukan.

“KINETIK menjadi platform utama dalam kemitraan ini, untuk mendorong ketahanan energi dan mendukung target dekarbonisasi Indonesia,” ujarnya.

Solusi Hijau Melalui UMKM

Salah satu program unggulan KINETIK adalah dukungan terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak di sektor ekonomi hijau. Melalui skema Australian Development Investments (ADI), Australia telah mengalokasikan dana sebesar AUD50 juta (sekitar Rp520 miliar) untuk mendanai bisnis-bisnis lokal yang menawarkan solusi atas masalah sosial dan lingkungan.

“Ini bukan semata soal profit finansial. Kami ingin memastikan bahwa investasi kami juga berdampak pada masyarakat dan planet,” tegas Horsfall.

Menurutnya, ADI menyalurkan dana ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi bersih seperti surya, baterai, dan mobilitas listrik, hingga pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Salah satu contoh nyata dari program ini adalah Hijau, perusahaan rintisan yang memasang panel surya di pusat perbelanjaan dan pabrik, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di berbagai kota di Pulau Jawa.

“Hijau berhasil mengurangi biaya listrik pelanggannya hingga 50 persen. Ini adalah model yang kami ingin dorong—solusi nyata, dampak langsung,” tambahnya.

KINETIK pertama kali diumumkan pada 2024 oleh PM Albanese dan Joko Widodo selaku presiden RI. Nama KINETIK mencerminkan momentum bersama Australia dan Indonesia menuju masa depan energi bersih.

Baca juga:  RI - Australia Perkuat Kerja Sama Iklim dan Transisi Energi

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)