PHK Jadi Agenda Rutin Sektor Teknologi AS

Ilustrasi PHK. Foto: Medcom.id

PHK Jadi Agenda Rutin Sektor Teknologi AS

Husen Miftahudin • 11 February 2025 07:13

New York: Sejak industri teknologi Amerika Serikat (AS) memangkas ratusan ribu pekerjaan dalam pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang berlangsung pada 2022 dan 2023, sektor tersebut telah beralih ke pemangkasan rutin. Teranyar, Meta bakal memangkas sekitar lima persen dari 74.067 tenaga kerjanya, dalam upaya untuk menyingkirkan pekerja dengan kinerja buruk.
 
Dalam rapat umum perusahaan akhir bulan lalu, CEO Meta Mark Zuckerberg membela pemotongan tersebut, dengan alasan sistem tersebut akan memberikan karyawan yang tersisa merupakan pekerja yang diandalkan.
 
"Saya pikir ini membuat perusahaan menjadi lebih baik. Saya tidak akan meminta maaf untuk itu. Dan saya pikir sebagian besar orang di sini ingin bekerja dengan orang-orang yang akan lebih cocok," ungkap laporan The Washington Post yang dikutip dari Xinhua, Selasa, 11 Februari 2025.
 
"Pergeseran ini merupakan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi pada pemerintah federal saat Elon Musk, yang secara drastis memangkas tenaga kerja X pada 2022, mencoba menerapkan strategi pemotongan biaya serupa untuk membangun kembali sektor publik," tambah dia.
 
Menurut laporan tersebut, di Silicon Valley, banyak karyawan mengatakan pemutusan hubungan kerja telah memutus kepercayaan antara pekerja teknologi tingkat bawah dan pimpinan perusahaan mereka.
 
Beberapa karyawan mengevaluasi kembali berapa banyak waktu dan energi yang mereka investasikan dalam pekerjaan mereka, sementara yang lain mencari keterampilan baru untuk tetap kompetitif di pasar kerja yang sulit.
 

Baca juga: Hampir 3.000 Karyawan Meta di-PHK per Hari Ini


(Ilustrasi PHK. Foto: Freepik)
 

Lirik kinerja perusahaan sebelum bekerja

 
Di sisi lain, banyak juga yang memperhatikan kinerja keuangan perusahaan tempat mereka mempertimbangkan untuk bekerja sebelum menerima pekerjaan.
 
"Sektor kerah putih (pekerja kantoran) termasuk industri teknologi, telah kehilangan puluhan ribu pekerja sejak Januari lalu," imbuh laporan tersebut.
 
Data yang dirilis Jumat oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan sektor jasa bisnis dan informasi profesional, yang mencakup pekerjaan teknologi dan pekerjaan kantor lainnya, menyusut sekitar 9.000 posisi pada Januari 2025, karena suku bunga yang lebih tinggi membuat pengusaha enggan merekrut karyawan baru.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)