Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 11 August 2025 15:03
Jakarta: Para pemimpin Eropa pada Minggu kemarin mendesak agar Ukraina dilibatkan dalam negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia, menjelang pertemuan Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump.
Kedua pemimpin dijadwalkan bertemu di negara bagian Alaska, AS, pada Jumat mendatang untuk mencoba mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung tiga tahun.
Namun, mengutip dari France 24, Senin, 11 Agustus 2025, Uni Eropa menegaskan bahwa Kyiv dan negara-negara Eropa harus menjadi bagian dari kesepakatan apa pun untuk mengakhiri konflik.
Rencana pertemuan AS–Rusia tanpa kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memicu kekhawatiran bahwa kesepakatan tersebut dapat memaksa Kyiv menyerahkan sebagian wilayahnya, sesuatu yang telah ditolak UE.
Menteri luar negeri negara-negara anggota UE akan membahas rencana pembicaraan tersebut melalui konferensi video pada Senin, dengan Menteri Luar Negeri Ukraina juga turut hadir.
“Jalan menuju perdamaian di Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa Ukraina,” tulis para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Inggris, Finlandia, serta Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pernyataan bersama, sambil mendesak Trump agar memberikan tekanan lebih besar kepada Rusia.
Dalam rangkaian diplomasi intensif, Zelensky melakukan pembicaraan telepon dengan 13 pemimpin dunia dalam tiga hari terakhir, termasuk dengan para pendukung utama Kyiv seperti Jerman, Inggris, dan Prancis.
Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan pada Minggu bahwa ia berharap dan meyakini Zelensky akan hadir dalam KTT para pemimpin tersebut.
Sementara itu, para pemimpin negara-negara Nordik dan Baltik, Denmark, Estonia, Finlandia, Islandia, Latvia, Lituania, Norwegia, dan Swedia, juga menegaskan bahwa tidak boleh ada keputusan yang diambil tanpa melibatkan Kyiv. Mereka menambahkan bahwa pembicaraan untuk mengakhiri perang hanya dapat dilakukan saat gencatan senjata berlangsung.
Baca juga: Pemimpin Eropa: Solusi Diplomatik Perang Rusia–Ukraina Harus Libatkan Ukraina