Asap hitam dari serangan udara Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Gaza: Tank, kapal, dan pesawat jet tempur Israel kembali menggempur sejumlah wilayah di Jalur Gaza pada Selasa, bertepatan dengan peringatan dua tahun serangan Hamas yang memicu perang berkepanjangan.
Mengutip dari Asharq al-Awsat, Selasa, 7 Oktober 2025, serangan itu meninggalkan sedikit ruang bernapas bagi warga Palestina, sekaligus menegaskan sulitnya negosiasi mengenai rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menurut warga, pasukan Israel terus melancarkan ofensif setelah Hamas dan Israel memulai perundingan tidak langsung pada Senin di resor Sharm el-Sheikh, Mesir, membahas isu-isu sensitif seperti penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pelucutan senjata kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Pembicaraan ini dipandang sebagai yang paling menjanjikan sejauh ini untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang di Israel.
Kelompok Pejuang Palestina Peringati Dua Tahun Serangan
Warga di Khan Younis di Gaza selatan dan Gaza City di utara melaporkan gempuran hebat dari tank dan pesawat tempur Israel pada Selasa dini hari. Serangan juga datang dari arah laut, darat, dan udara secara bersamaan.
Sementara itu, militan Gaza menembakkan roket ke wilayah Israel, memicu sirene peringatan udara di kibbutz Netiv Haasara, kata militer Israel. Pasukan Israel juga terus terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata di dalam Gaza.
Dalam pernyataan bersama memperingati dua tahun serangan 7 Oktober, sejumlah faksi Palestina, termasuk Hamas, Jihad Islam, dan kelompok pejuang lain, menegaskan bahwa “perlawanan dalam segala bentuknya adalah satu-satunya jalan menghadapi musuh Zionis.”
“Tidak seorang pun berhak menyerahkan senjata rakyat Palestina. Senjata sah ini akan terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga tanah dan situs suci mereka dibebaskan,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan atas nama ‘Faksi Perlawanan Palestina’ tersebut.
Warga Israel memperingati dua tahun tragedi serangan Hamas, yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang disandera ke Gaza, dengan berkumpul di lokasi-lokasi serangan terdahsyat dan di Hostages Square Tel Aviv.
“Rasanya seperti luka yang belum sembuh. Para sandera itu, sulit dipercaya sudah dua tahun berlalu dan mereka belum pulang,” ujar Hilda Weisthal, 43 tahun. “Saya benar-benar berharap semua pemimpin berusaha lebih keras agar perang ini berakhir.”
Di sisi lain perbatasan, harapan serupa disuarakan warga Gaza. “Sudah dua tahun kami hidup dalam ketakutan, kengerian, pengungsian, dan kehancuran,” kata Mohammed Dib, 49 tahun.
“Kami berharap melalui perundingan baru ini akan tercapai gencatan senjata dan akhir yang nyata bagi perang ini.”
Baca juga:
Vatikan Kecam Pembantaian yang Dilakukan Israel di Gaza