Pangkalan gas elpiji 3 kg. Foto: Metrotvnews.com/Rhobi Sani.
Insi Nantika Jelita • 3 February 2025 20:16
Jakarta: Anggota Komisi XII DPR Yulian Gunhar menilai adanya pembatasan penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) menyebabkan banyak masyarakat berperilaku panic buying atau pembelian secara berlebihan. Ini menyebabkan antrean di banyak titik pangkalan elpiji bersubsidi itu.
"Adanya penghapusan pengecer ini yang jadi miskomunikasi ke masyarakat, sehingga menyebabkan panic buying. Bahwa isu penghapusan pengecer ini salah diterjemahkan," ujarnya dalam rapat kerja Komisi XII DPR dengan Menteri ESDM secara daring, Senin, 3 Februari 2025.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu menegaskan tidak setuju jika keberadaan pengecer dihapus dalam rantai penyaluran gas elpiji bersubsidi. Menurutnya, sebaiknya pemerintah mengangkat status pengecer menjadi subpangkalan resmi elpiji 3 kg.
Langkah tersebut dinilai lebih memudahkan masyarakat dalam membeli gas melon. Sebab, lokasi pengecer atau warung lebih berdekatan dengan rumah warga.
"Kami juga tidak sependapat kalau pengecer dihapuskan. Tetapi, kami sependapat kalau pengecer ini kita ubah namanya menjadi subpangkalan. Ini agar masyarakat masih bisa menerima manfaat subsidi itu," ujarnya.
Baca juga: Seorang Ibu di Tangsel Meninggal, Diduga Kelelahan Usai Antre Gas 3 Kg |