Presiden Pezeshkian Terluka dalam Perang 12 Hari Iran-Israel

Presiden Iran Masoud Pezeshkian. (EPA-EFE)

Presiden Pezeshkian Terluka dalam Perang 12 Hari Iran-Israel

Willy Haryono • 13 July 2025 16:01

Teheran: Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan dalam serangan Israel yang menargetkan ibu kota Tehran pada 16 Juni lalu, saat konflik bersenjata antara kedua negara memasuki hari-hari awal dalam perang yang berlangsung selama 12 hari, menurut laporan media Iran.

Fars News Agency—yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)—melaporkan pada Minggu, 13 Juli 2025, bahwa serangan tersebut terjadi saat berlangsungnya pertemuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran di Tehran, hanya beberapa hari setelah perang dimulai.

Pezeshkian disebut mengalami cedera ringan di bagian kaki saat mencoba menyelamatkan diri dari gedung yang menjadi sasaran serangan. Menurut laporan, sebanyak enam rudal atau bom digunakan untuk menghantam dan memblokir jalur keluar gedung, namun para pejabat berhasil melarikan diri melalui jalur darurat. Pezeshkian diduga terluka saat proses evakuasi tersebut.

Sejumlah laporan juga menyebutkan bahwa Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, serta Kepala Kehakiman Gholam-Hossein Mohseni Ejei turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Karena serangan itu tampak sangat tepat sasaran, Fars melaporkan bahwa penyelidikan tengah dilakukan untuk mengetahui apakah informasi mengenai pertemuan tersebut telah bocor ke pihak Israel.

Baik Iran maupun Israel telah mengakui adanya operasi rahasia Israel di wilayah Iran yang melibatkan agen lapangan. Iran sendiri telah memperketat tindakan terhadap agen yang dicurigai sebagai bagian dari jaringan Mossad, termasuk melakukan sejumlah penangkapan dan eksekusi setelah perang berakhir.

Menurut laporan tersebut, serangan di Tehran memiliki pola yang mirip dengan operasi yang menewaskan pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, di Beirut Selatan pada September tahun lalu. Lokasi tepat dari serangan di Tehran tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan.

Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Amerika, Tucker Carlson, yang ditayangkan pekan ini, Pezeshkian mengakui bahwa Israel memang telah berupaya membunuhnya, meski ia tidak menyebut apakah hal itu terjadi dalam perang terbaru. “Mereka memang mencoba. Mereka bertindak sesuai dengan itu, tapi gagal,” ujarnya.

Pemerintah Israel belum memberikan komentar resmi terkait insiden ini.

Israel meluncurkan serangan mendadak terhadap Iran pada 13 Juni, yang kemudian memicu perang udara singkat di mana kedua pihak saling melancarkan serangan. Militer Israel menargetkan sejumlah tokoh politik dan militer teratas Iran, serta ilmuwan nuklir.

Kepala IRGC, Mayjen Hossein Salami, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, termasuk di antara tokoh yang tewas pada hari pertama serangan udara Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa negaranya juga menargetkan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei namun hingga saat ini kesempatan tersebut belum tercapai. Israel dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan telah beberapa kali mengancam Khamenei.

AS turut bergabung dalam perang dan meluncurkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Trump menyatakan bahwa program nuklir Iran harus “dihancurkan sepenuhnya.”

Baca juga:  Iran Ancam Balas AS dan Israel dengan Serangan ‘Tak Terbayangkan’

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)