Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto. Dok. Tangkapan Layar
Achmad Zulfikar Fazli • 10 November 2025 14:41
Jakarta: Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar operasi bersama sejumlah aparat, seperti Polri, TNI, BIN, Imigrasi, Bea Cukai, petugas kesehatan, dan unsur lain untuk memberantas narkoba di 34 provinsi pada 5-7 November 2025. Total ada 53 lokasi kampung rawan narkoba di 34 provinsi yang disasar aparat keamanan.
Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto, mengatakan dari operasi gabungan ini, petugas menangkap 1.259 orang. Mereka terdiri dari 830 laki laki dan 429 perempuan, yang diduga terlibat dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika.
"Petugas gabungan juga berhasil mengamankan berbagai jenis narkotika yang di antaranya sabu seberat 126,32 kg, ganja seberat 12,726 kg, pil ekstasi sebanyak 1.428 butir, dan beberapa zat psikotropika lainnya," ujar Suyudi dalam konferensi pers, Jakarta, Senin, 10 November 2025.
Selain barang bukti narkoba, petugas menyita barang bukti lainnya. Di antaranya, uang tunai sebanyak Rp1,53 miliar, uang tunai diduga palsu sebanyak Rp5.500.000, 19 pucuk senjata api pabrikan maupun rakitan dari berbagai merek dan jenis, 64 senjata tajam, tiga mesin penghitung uang yang diduga digunakan sebagai alat menghitung uang hasil penjualan narkotika, satu drone yang diduga untuk memantau situasi di kampung narkotika tersebut, dan berbagai barang bukti lainnya.
Suyudi menekankan penemuan 19 pucuk senjata api dan 64 senjata tajam ini menunjukkan para bandar narkotika telah menyiapkan diri melawan aparat, yang akan melakukan penindakan atau penegakan hukum. Kepemilikan senjata api, selain sebagai suatu bentuk perlawanan hukum, patut diduga pelaku terlibat dalam tidak kejahatan lainnya.
"Terkait temuan senjata api di kawasan rawan narkotika ini, saya menekankan kepada aparat penegak hukum agar para bandar narkotika yang terbukti memiliki senjata api dapat dihukum yang seberat-bertanya. Mereka adalah para penghianat bangsa, penjahat kemanusiaan yang merusak harkat dan martabat manusia dan peradaban bangsa Indonesia," tegas dia.