Ilustrasi. Foto: dok MI.
Fetry Wuryasti • 20 February 2024 12:09
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,5 persen pada perdagangan kemarin. Untuk hari ini, pasar saham AS libur memperingati Presidents Day.
Investor global masih akan menantikan publikasi notulen rapat gubernur Bank Sentral AS The Fed (FOMC Meeting) Januari pada Kamis pagi, waktu setempat. Hal ini diperkirakan dapat memberi petunjuk mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depannya.
"Investor domestik masih akan menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu yang diperkirakan masih tetap 6,0 persen," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy, Selasa, 20 Februari 2024.
Di sisi lain, dampak pemilu yang mulai pudar dan minimnya sentimen global telah membuat IHSG mengalami koreksi, begitu juga dengan pasar obligasi yang bergerak dalam rentang terbatas.
Ketiadaan sentimen membuat pasar lebih cenderung merealisasikan keuntungan atau taking profit untuk sementara, sebelum melihat beberapa data penting yang akan hadir.
Indeks saham Tiongkok akhirnya naik 1,16 persen pascaliburan Imlek, meski lagi-lagi gagal untuk mendorong indeks Asia lainnya untuk menguat. Investor asing masih menjual saham saham mereka kemarin. Artinya investor asing masih menantikan sesuatu dari Pemerintah Tiongkok untuk mendorong perekonomian agar bisa kembali bangkit.
"Pelaku pasar juga berharap banyak karena kepala regulator sekuritas pun sudah dilakukan pergantian kemarin, namun ternyata belum memberikan dampak yang signifikan bagi pelaku pasar dan investor," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus.
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang mendorong tindakan yang lebih pragmatis dan tegas untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perekonomian. Hal ini justru memberi gambaran bahwa Pemerintah Tiongkok kian khawatir untuk mendorong pemulihan namun tak kunjung berhasil.
Dalam pertemuan Dewan Negara, Li mendesak para pejabat untuk melakukan lebih banyak hal yang konduktif untuk meningkatkan kepercayaan dan harapan, serta memastikan pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan tersebut dapat berjalan konsisten.
Li mengatakan pemerintah harus mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat melalui kerja nyata dan prestasi, namun Li tidak menyampaikan secara spesifik langkah yang harus diambil.
Tiongkok telah melakukan berbagai macam hal, mulai dari intervensi, perubahan peraturan untuk mengurangi tekanan jual yang terjadi, hingga mengganti kepala regulator sekuritas pun tampaknya masih belum membuahkan hasil. "Tiongkok tidak menyembuhkan luka yang sebenarnya dari situasi dan kondisi yang ada saat ini," kata Nico.
Baca juga: IHSG Mencoba Menguat Kembali