Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 12 October 2023 17:15
Jakarta: Pasar kripto dan bitcoin tengah berada di fase volatilitas yang tinggi pada pekan kedua Oktober ini. Harga bitcoin (BTC) diketahui telah turun di bawah USD27 ribu (Rp424 juta) di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang konflik antara Israel-Hamas dan perilisan data inflasi Amerika Serikat terbaru September 2023.
Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, harga bitcoin dan kripto lainnya turun seiring dengan pasar ekuitas global dan melonjaknya harga minyak, karena meningkatnya konflik di Timur Tengah.
Harga minyak tampaknya terpengaruh oleh spekulasi para pelaku pasar perang tersebut dapat mengganggu pasokan, jika menyebar ke negara-negara tetangga seperti Iran, Suriah, atau Mesir, yang dapat mengganggu pasokan minyak dan meningkatkan volatilitas pasar.
"Sejauh ini konflik tersebut belum memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar kripto, namun jika konflik ini semakin meningkat, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya sensitivitas harga," kata Fyqieh dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 Oktober 2023.
Baca juga: Aset Kripto Bakal Naik Lagi di Oktober?
Menurutnya, kekhawatiran pasar global terfokus pada potensi perluasan konflik ke negara-negara penghasil minyak terdekat, sehingga membuat investor tetap waspada.
"Ketidakpastian ini telah mempengaruhi pasar kripto, menyebabkan penurunan karena melonjaknya harga minyak dan kekhawatiran terhadap perdagangan internasional," ucap dia.
Meskipun demikian, Fyqieh menjelaskan masih ada secercah harapan bagi Bitcoin yang telah berhasil melewati guncangan geopolitik yang terjadi sebelumnya, seperti dampak sanksi yang dikenakan Amerika Serikat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2023.
Selain Bitcoin, pasar kripto yang lebih besar telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi
peristiwa geopolitik.