DK PBB Lakukan Pemungutan Suara Lagi untuk Resolusi Gencatan Senjata Gaza

New York: Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan memberikan suara hari ini pada rancangan resolusi lain yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Ini jadi upaya terbarunya untuk memberikan tekanan guna mengakhiri serangan Israel ke Gaza.

Namun rancangan tersebut dapat diblokir oleh Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel.

Rancangan resolusi terbaru menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen dalam perang antara Israel dan Hamas dan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera.

Kata-kata tersebut telah membuat marah Israel dan menimbulkan kekhawatiran akan veto AS.

Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyebut teks tersebut memalukan.

“Kami tidak dapat membiarkan PBB membatasi tangan Negara Israel dalam melindungi warganya, dan kami tidak akan berhenti berperang sampai kami memulangkan semua pria dan wanita yang diculik ke rumah,” kata Danon, dikutip dari Malay Mail, Rabu, 20 November 2024.

"Bagi kami, itu harus menjadi hubungan antara gencatan senjata dan pembebasan sandera. Itu telah menjadi posisi prinsip kami sejak awal dan masih berlaku,” tambah kata Robert Wood, wakil duta besar AS. 

Perang tersebut dipicu oleh serangan kelompok Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, sebuah serangan lintas batas yang mengakibatkan kematian 1.206 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan jumlah korban tewas akibat perang tersebut telah mencapai 43.972 orang, sebagian besar warga sipil. Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap angka tersebut dapat diandalkan.

Dari 251 sandera yang disandera selama serangan 7 Oktober, 97 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Hampir seluruh dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi akibat perang, yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB Serukan Bantuan Mendesak ke Gaza