Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Mata uang rupiah naik pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah menguat tipis setelah data makro ekonomi menunjukan ekonomi domestik masih tangguh hadapi ketidakpastian global.
Kurs rupiah ditutup naik tujuh poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.793 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.800 per USD. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun ke level Rp15.797 per USD dari sebelumnya Rp15.795 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd (JCR) menilai kinerja perekonomian Republik Indonesia tetap kuat.
Dia mengatakan dari sisi eksternal, JCR memandang daya tahan ekonomi Indonesia terhadap gejolak eksternal tetap terjaga didukung oleh level cadangan devisa yang setara dengan 6,5 bulan impor.
Penanaman Modal Asing (PMA) terus meningkat didukung oleh perbaikan iklim investasi, serta kinerja transaksi berjalan dalam menghadapi tantangan dari penurunan harga komoditas.
Surplus perdagangan dalam tren turun
Dari dalam negeri, Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menuturkan pelaku pasar terus mengamati surplus neraca dagang Indonesia yang terus menunjukkan tren penurunan beberapa waktu terakhir ini yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor Februari 2024 sebesar USD19,31 miliar, terkontraksi 9,4 persen year on year (yoy). Sementara itu, nilai impornya mencapai USD18,44 miliar, tumbuh 15,8 persen (yoy).
Sedangkan pertumbuhan surplus neraca dagang Indonesia tercatat sebesar 2,87 persen per Februari 2024, atau turun 6,41 persen ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 9,28 persen.