Harga Emas Merayap Naik Mendekati Level USD2.680

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Harga Emas Merayap Naik Mendekati Level USD2.680

Husen Miftahudin • 17 October 2024 08:58

Chicago: Harga emas dunia terus merangsek mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di angka USD2.685 per ons, pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

Melansir Investing.com, Kamis, 17 Oktober 2024, emas (XAU/USD) mengalami kenaikan di kisaran USD2.675 hingga USD2.678 akibat pengaruh data manufaktur Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan, sehingga menyebabkan penurunan nilai dolar AS dan imbal hasil obligasi AS.

Revisi turun pada jalur suku bunga AS yang diproyeksikan pun meningkatkan daya tarik emas, mengingat logam mulia ini tidak memberikan bunga sehingga menjadi pilihan investasi saat suku bunga diperkirakan lebih rendah.

Adapun indeks manufaktur Negara Bagian New York mengalami penurunan menjadi minus 11,4 pada Oktober, jauh di bawah ekspektasi 2,3 dan mencatat level terendah dalam lima bulan. Meskipun demikian, pandangan pejabat Federal Reserve yang cenderung netral mengindikasikan lonjakan harga emas mungkin terbatas.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)

Presiden Fed San Francisco Mary Daly memberi sinyal adanya potensi satu atau dua pemotongan suku bunga tahun ini, bergantung pada pemenuhan perkiraan data ekonomi. Komentar-komentar dari pejabat Fed seperti ini memperkecil peluang bagi perubahan dovish yang signifikan.

Saat ini, pasar telah memprediksi kemungkinan 94 persen Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November. Ini semakin menambah dorongan bagi harga emas, terutama dalam situasi ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah yang dapat memperkuat momentum kenaikan harga.
 

Baca juga: Harga Emas Berkilau di Tengah Tergelincirnya Dolar AS
 

Situasi pasar saham dorong harga emas


Harga emas yang mencapai posisi tertinggi dalam tiga minggu ini juga didorong oleh situasi pasar saham AS yang lemah dan risiko ekonomi global yang meningkat.

Meskipun nilai dolar AS cenderung menguat, yang biasanya dapat menekan harga emas, imbal hasil obligasi yang melemah terus menopang kenaikan logam mulia ini. Para analis memperhatikan bahwa ketidakpastian politik di AS dan ketegangan geopolitik, terus mendukung investasi di emas.

Serangkaian data ekonomi AS yang akan dirilis besok, seperti penjualan ritel dan produksi industri, juga menjadi fokus perhatian pelaku pasar untuk mengamati kemungkinan perubahan arah kebijakan moneter Fed.

Namun, bahkan data yang lebih baik dari yang diharapkan sekalipun mungkin tidak cukup untuk mengubah prediksi pemotongan suku bunga, tetapi tetap dapat meningkatkan permintaan investasi dan mendorong harga emas ke rekor tertinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Di London Bullion Market Association, para delegasi memperkirakan harga emas akan naik hingga USD2,941 dalam 12 bulan ke depan, sementara harga perak diproyeksikan mencapai USD45 per ons. Peningkatan investasi di logam mulia ini terus didorong oleh situasi suku bunga rendah dan gejolak geopolitik yang terus berlanjut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)