Filipina. Foto: Unsplash.
Manila: Inflasi tahunan Filipina berada pada angka 3,7 persen pada Juni, berkurang dari bulan sebelumnya karena kenaikan biaya utilitas yang lebih lambat.
Inflasi itu berada di bawah perkiraan 3,9 persen dalam jajak pendapat Reuters, menjadikan rata-rata angka dalam enam bulan hingga Juni menjadi 3,5 persen, berada dalam kisaran target bank sentral sebesar 2 hingga 4 persen.
Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas Eli Remolona memperkirakan tekanan harga akan semakin berkurang pada paruh kedua ketika bea masuk beras dipangkas menjadi 15 persen dari 35 persen.
"Inflasi akan semakin berkurang ketika pemotongan tarif, yang dijadwalkan berlangsung hingga 2028, akan dilaksanakan bulan ini," jelas dia, dilansir
Business Times, Jumat, 5 Juli 2024.
Bank sentral Filipina mengatakan inflasi diperkirakan akan stabil antara kisaran 3,4 hingga 4,2 persen pada Juni. Inflasi inti, tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, mencapai 3,1 persen di Juni dari tahun sebelumnya, tidak berubah dari Mei.
Bank sentral telah mempertahankan suku bunga kebijakannya stabil pada 6,5 persen dalam enam pertemuan terakhirnya, dan menandai kemungkinan penurunan sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya pada 15 Agustus 2024.
Target pertumbuhan ekonomi Filipina
Filipina telah menurunkan kisaran target pertumbuhannya untuk tahun ini dan juga menjadi sedikit kurang optimis terhadap prospek tahun depan karena tingginya inflasi dan antisipasi perlambatan ekonomi global.
Menteri Perencanaan Ekonomi Filipina Arsenio Balisacan sebelumnya memperkirakan perekonomian akan tumbuh antara enam persen dan tujuh persen pada 2024, dari proyeksi 6,5 hingga 7,5 persen pada Desember lalu.
Kemudian pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan dipersempit menjadi 6,5 hingga 7,5 persen dari 6,5 hingga 8 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 hingga 8 persen untuk 2026 hingga 2028 tidak berubah.