Daftar 10 Negara dengan Risiko Bencana Alam Terendah di Dunia 2025

Jakarta: Perhatian dunia terhadap isu mitigasi bencana alam semakin meningkat seiring kian seringnya cuaca ekstrem dan aktivitas geologis di berbagai kawasan. Namun, tingkat kerentanan tiap negara berbeda-beda, dipengaruhi oleh letak geografis, kondisi tektonik, dan kesiapan sistem tanggap darurat.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana, terdapat sepuluh negara yang dinilai paling aman dari ancaman bencana besar. Negara-negara ini memiliki kondisi alam yang relatif stabil, dukungan infrastruktur kuat, serta manajemen risiko yang efektif, sehingga potensi kerugiannya dapat ditekan secara signifikan.

1. Andorra

Andorra menempati urutan pertama sebagai negara paling aman dari bencana alam. Berada di Pegunungan Pyrenees dan jauh dari laut terbuka membuat negara kecil ini nyaris tanpa riwayat gempa besar. Dengan skor Indeks Risiko Bencana sekitar 0,22, Andorra dinilai memiliki ketahanan tinggi terhadap ancaman geologis maupun meteorologis. Infrastruktur yang kuat dan tata ruang yang ketat memperkecil potensi kerugian jika terjadi bencana.

2. Monako

Monako berada di posisi kedua berkat kondisinya yang stabil dari sisi tektonik. Negara ini dikelilingi Prancis dan tidak berada di jalur patahan aktif. Meski terletak di pesisir Mediterania, Monako memiliki sistem proteksi pantai, standar bangunan modern, dan peringatan dini yang kuat, sehingga risiko bencana dapat diminimalkan.

3. San Marino

Sebagai negara daratan yang berada di tengah Italia, San Marino memiliki risiko tsunami yang nyaris nol dan jarang mengalami gempa besar. Wilayah berbukit dan populasi yang tidak padat membantu menekan risiko banjir dan longsor. Negara ini juga memanfaatkan sistem mitigasi Italia dalam menghadapi potensi bencana.

4. Singapura

Singapura termasuk salah satu negara yang paling jarang terdampak bencana besar. Posisi geografisnya yang relatif terlindung membuat ancaman gempa dan tsunami minim. Keunggulan mitigasinya terletak pada teknologi monitoring cuaca, sistem drainase canggih, dan kesiapsiagaan publik yang dibangun melalui berbagai pelatihan rutin.

5. Luksemburg

Luksemburg aman dari ancaman geologi besar karena tidak berada di atas patahan aktif dan jauh dari pesisir. Konstruksi bangunan berstandar tinggi serta sistem perlindungan sosial yang kuat memperkecil risiko kerugian ekonomi maupun kemanusiaan ketika terjadi bencana lokal.

6. Sao Tome dan Principe

Negara kepulauan ini berada di atas Lempeng Afrika yang stabil, sehingga jarang mengalami gempa besar. Tantangan utamanya berasal dari cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim. Namun rendahnya aktivitas seismik tetap menempatkannya sebagai salah satu negara paling aman di wilayah Atlantik.

7. Liechtenstein

Terletak di antara Austria dan Swiss, Liechtenstein menikmati stabilitas geologis dari wilayah Alpen yang terkelola dengan baik. Meski ada potensi gempa kecil dan longsor, infrastruktur yang mengikuti standar Swiss memungkinkan negara ini menghadapi risiko tersebut dengan baik.

8. Belarusia

Belarusia berada di bagian tua Lempeng Eurasia yang stabil sehingga risiko gempanya rendah. Ancaman banjir musiman menjadi perhatian utama, tetapi sistem pengelolaan sungai dan bendungan yang tertata membuat dampaknya bisa dikendalikan.

9. Bahrain

Bahrain memiliki risiko tsunami yang sangat kecil berkat lokasinya yang terlindung di Teluk Persia. Aktivitas tektonik di wilayah ini juga rendah. Tantangan terbesar negara ini justru datang dari suhu ekstrem dan potensi kenaikan permukaan laut, namun berbagai proteksi pesisir telah disiapkan untuk mengatasinya.

10. Malta

Meski berada di kawasan Mediterania yang memiliki riwayat aktivitas seismik, Malta jarang terdampak gempa besar. Infrastruktur tahan guncangan serta pengelolaan pesisir yang kuat membantu menjaga risiko tetap rendah, terutama dari ancaman cuaca ekstrem dan erosi.

Baca juga:  Minim Gempa dan Longsor, Ini 10 Negara Paling Aman dari Bencana Alam