Survei Indikator: Elektabilitas Anies Naik

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Foto: Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga

Survei Indikator: Elektabilitas Anies Naik

Siti Yona Hukmana • 20 January 2024 16:52

Jakarta: Elektabilitas calon presiden (capres) 01, Anies Baswedan, kembali mengalami peningkatan dalam hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia. Tingkat keterpilihan Anies masih di atas Ganjar Pranowo.

"Untuk Mas Anies kalau kita bikin trendnya naik juga Mas Anies yang warna biru itu. Sementara Mas Ganjar itu mengalami penurunan sejak awal November (2023) tapi dalam simulasi top of mind elektabilitas Mas Ganjar mulai stagnan meski pun sedikit turun," kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers daring, Sabtu, 20 Januari 2024.

Burhanuddin mengatakan dalam hasil survei tatap muka yang dilakukan, Prabowo Subianto masih unggul dengan mendapatkan perolehan suara 46,4 persen. Kemudian, masyarakat yang memilih Anies Baswedan 22,4 persen dan mengaku akan memilih Ganjar Pranowo sebesar 20,2 persen.

Burhanuddin melihat dari simulasi ini suara Ganjar Pranowo mirip dengan suara pemilih PDI Perjuangan. Partai berlambang banteng ini mendapatkan suara 20,3 persen dalam simulasi pilihan partai politik.

"Padahal untuk menang kan harus pemilih di luar dari basis PDI Perjuangan. Harus banyak jalan-jalan (Ganjar)," ujar Burhanuddin.

Kemudian, ketika dilihat simulasi tiga nama, peringkat pertama masih Prabowo Subianto dengan perolehan 48 persen. Lalu, disusul antara Anies dan Ganjar.

"Saya sebut antara karena selisihnya dalam margin of error dua nama yang berada di peringkat kedua atau ketiga setelah Pak Prabowo. Tapi, secara absolut Mas Anies masih seperti urvei sebelum-sebelumnya yaitu peringkat kedua. Mas Ganjar masih belum ada indikasi perbaikan performa, kisaran 21 persen," ucap Burhanuddin.
 

Baca Juga: 

Anies-Muhaimin Kampanye Akbar Pertama di Tangerang Besok


Burhanuddin menjelaskan simulasi top of mind pemilihan presiden ini dilakukan secara tatap muka dengan menanyakan tanpa memberikan pilihan jawaban kepada responden. Responden dipersilakan menyebut nama capres yang ada di kepala mereka secara spontan dan terbuka.

"Gunanya adalah untuk menguji seberapa kuat nama capres berada di memori mereka. Jadi semacam top of mind. Ini biasanya menjadi indikasi bagi pemilih loyal, karena mereka sudah memiliki nama capres di kepala mereka jauh hari sebelum pemilu," tutur Burhanuddin.

Survei ini dilakukan pada 10-16 Januari 2024. Survei ini disebut berbeda dengan survei sebelumnya yang dirilis akhir Desember hingga 6 Januari 2024. Perbedaannya karena dilakukan setelah debat capres pada 7 Januari 2024.

"Nah itu lah yang kita ingin uji seberapa besar debat yang terkahir mengubah konselasi," jelas Burhanuddin.

Survei ini dilakukan dengan mewawancarai 1.200 orang dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Penarikan sampel menggunakan metode simple random sampling.

Margin of error survei tersebut sekitar 2,9 persen. Sementara itu, tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)