Harga emas dunia. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 22 February 2024 08:50
New York: Harga emas dunia melonjak ke level tertinggi dalam satu minggu terakhir pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), menandakan sentimen bullish di pasar.
Meskipun demikian, investor menjadi berhati-hati di tengah ketidakpastian seputar arah penurunan suku bunga Federal Reserve dan memilih untuk menunggu sinyal yang lebih jelas sebelum memulai posisi baru.
Mengutip Economymiddleeast.com, Kamis, 22 Februari 2024, harga emas di pasar spot mengalami kenaikan 0,22 persen dan mencatat USD2,028.83 per ons. Sementara itu, kontrak berkelanjutan emas mengalami kenaikan 0,01 persen menjadi USD2.040,01 per ons.
Di Dubai, emas 24 karat dihargai 245,75 dirham per gram (setara Rp1,046 juta). Sedangkan emas 22 karat dihargai sebesar 227,50 dirham per gram (setara Rp969,10 ribu).
Daya tarik safe haven
Meskipun investor bersikap hati-hati, harga emas didukung oleh ketegangan geopolitik dan nada risiko yang lebih lemah di pasar. Meningkatnya kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai
safe haven.
Selain itu, sentimen pasar mengenai penurunan suku bunga Federal Reserve pada 2024 juga memengaruhi harga emas. Dengan ekspektasi empat kali penurunan
suku bunga sebesar 25 basis poin mulai Juni, investor telah menyesuaikan posisi mereka.
Namun, ketahanan perekonomian AS telah melemahkan ekspektasi tersebut, sehingga berkontribusi pada peningkatan imbal hasil obligasi Treasury AS dan membatasi kenaikan harga emas.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun bertahan dengan baik di atas angka 4,0 persen. Risalah pertemuan FOMC mendatang dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai sikap kebijakan moneter The Fed.
Baca juga: Dolar AS Melemah di Tengah Kehati-hatian Fed soal Suku Bunga
Perkembangan global
Mulai dari tindakan bank sentral hingga ketegangan geopolitik, terus mempengaruhi prospek harga emas. Keputusan Bank Rakyat Tiongkok untuk menurunkan suku bunga pinjaman lima tahun dan sinyal
hawkish dari para pembuat kebijakan semuanya berkontribusi terhadap volatilitas pasar dan sentimen investor.
Indikasi kenaikan suku bunga berkepanjangan dari The Fed dapat menurunkan harga emas. Hal ini menyoroti keterkaitan antara faktor makroekonomi dan sentimen pasar.
Ketika harga emas menghadapi berbagai hambatan dan faktor pendukung, pelaku pasar tetap waspada terhadap isyarat yang dapat menentukan pergerakan harga di masa depan.