Prancis, Jerman dan Inggris Desak Gencatan Senjata Gaza Segera Dilakukan

Gaza terus dibombardir serangan udara Israel. Foto: Anadolu

Prancis, Jerman dan Inggris Desak Gencatan Senjata Gaza Segera Dilakukan

Medcom • 12 August 2024 19:05

London: Para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris bersama-sama mengatakan, tidak boleh ada penundaan lebih lanjut dalam merundingkan gencatan senjata di Gaza. Mereka memperingatkan Iran dan sekutunya agar tidak meningkatkan eskalasi konflik lebih lanjut.

Pernyataan bersama itu muncul setelah salah satu serangan Israel paling mematikan yang dilaporkan di Jalur Gaza yang terkepung dalam lebih dari 10 bulan perang.

"Pertempuran harus segera berakhir, dan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus dibebaskan," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam sebuah pernyataan bersama, dikutip dari AFP, Senin, 12 Agustus 2024.

"Rakyat Gaza membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tanpa batas," kata pernyataan itu.

"Tidak boleh ada penundaan lebih lanjut,” sambung mereka.
 

Baca: Dunia Muslim Kecam Serangan Israel terhadap Jemaah di Sekolah Gaza.
 


Mereka juga menyambut baik kerja "tanpa lelah" para mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) untuk mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Beberapa putaran negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza telah gagal hingga saat ini, kecuali gencatan senjata selama satu minggu yang dilaksanakan pada akhir November.

Mediator internasional telah mengundang Israel dan Hamas untuk melanjutkan negosiasi menuju gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang telah lama diupayakan, karena pertempuran di Gaza dan pembunuhan para pemimpin militan yang berpihak pada Iran telah meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah.

Hamas meminta mediator AS, Qatar, dan Mesir untuk melaksanakan rencana gencatan senjata untuk Gaza yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden, alih-alih mengadakan "lebih banyak negosiasi".

Dalam pernyataan mereka, ketiga pemimpin Eropa tersebut juga mendesak Iran dan sekutunya "untuk menahan diri dari serangan yang akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kesempatan untuk menyetujui gencatan senjata dan pembebasan sandera."
 
Baca: Dikecam Keras Komunitas Global, Israel Malah Perintahkan Evakuasi Baru di Gaza.


"Mereka akan memikul tanggung jawab atas tindakan yang membahayakan kesempatan ini untuk perdamaian dan stabilitas. Tidak ada negara atau bangsa yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah," kata pernyataan bersama Macron, Scholz, dan Starmer.

Di Gaza utara, serangan udara Israel pada Jumat menewaskan sedikitnya 93 orang di sebuah sekolah agama yang menampung warga Palestina yang mengungsi, menurut penyelamat pertahanan sipil.

Perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.198 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Militan juga menangkap 251 orang, 111 di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer telah tewas.

Serangan militer balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.790 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut, yang tidak memberikan rincian tentang kematian warga sipil dan militan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)