Ilustrasi emas. Foto: Pixabay
Eko Nordiansyah • 6 December 2025 08:05
Chicago: Harga emas naik tipis pada Jumat, 5 Desember 2025. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan menguatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga minggu depan, sementara investor menunggu data inflasi utama yang akan dirilis hari ini.
Dilansir dari Investing.com, Sabtu, 6 Desember 2025, harga emas spot naik 0,4 persen menjadi USD4.226,84 per ons dan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari naik 0,4 persen menjadi USD4.257,80 per ons.
Indeks Dolar AS diperdagangkan mendekati level terendah lima minggu pada hari Jumat karena pasar memperkirakan probabilitas 88 persen penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 9-10 Desember, dengan ekspektasi pelonggaran tambahan awal tahun depan.
Dolar yang lemah mendukung permintaan emas batangan, karena membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Data terbaru menunjukkan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS, dengan laporan penggajian sektor swasta dari ADP pada hari Rabu menunjukkan penurunan 32 ribu pekerjaan, penurunan terbesar dalam lebih dari dua setengah tahun.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Unplash)
Semua mata kini tertuju pada indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi yang disukai oleh The Fed, yang akan dirilis Jumat malam. Angka inflasi yang rendah dapat memperkuat argumen untuk tidak hanya penurunan suku bunga pada bulan Desember, tetapi juga potensi pelonggaran lebih lanjut tahun depan.
Selain PCE, data AS mencakup pendapatan pribadi, pengeluaran pribadi, dan survei sentimen konsumen awal Universitas Michigan, disertai dengan pembaruan ekspektasi inflasi 1 tahun dan 5 tahun.
Secara keseluruhan, rilis ini akan membentuk ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter The Fed dan dapat memengaruhi arah emas dalam jangka pendek.
Logam mulia dan industri lainnya sebagian besar diperdagangkan lebih tinggi karena melemahnya dolar. Harga perak berjangka naik 1,7 persen menjadi USD58,46 per ons, sementara harga platinum berjangka turun 0,7 persen menjadi USD1.658,55 per ons.
Harga tembaga berjangka acuan di London Metal Exchange (LME) naik 1,6 persen menjadi USD11.718,93 per ton, mencapai rekor tertinggi baru di tengah kekhawatiran akan kekurangan logam ini.
Stok tembaga di gudang yang dipantau oleh LME telah menurun sejak Juli, mencapai level terendahnya, yang disebabkan oleh kuatnya permintaan tembaga AS di tengah kekhawatiran akan tarif impor logam non-ferrous yang diperkirakan akan berlaku pada tahun 2026.
Harga tembaga berjangka AS juga melonjak lebih dari 1,3 persen menjadi USD5,4407 per pon.