Inflasi Menanjak, Fed Terpaksa Tahan Suku Bunga

Ketua Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Hu Yousong.

Inflasi Menanjak, Fed Terpaksa Tahan Suku Bunga

Husen Miftahudin • 30 January 2025 08:19

Washington: Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve pada Rabu (29/1) waktu setempat, mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 4,25 persen hingga 4,5 persen, karena data terkini menunjukkan inflasi yang kian menanjak.
 
"Komite menilai risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara garis besar seimbang. Prospek ekonomi tidak pasti, dan Komite memperhatikan risiko pada kedua sisi mandat gandanya," kata Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Xinhua, Kamis, 30 Januari 2025.
 
Pada konferensi pers, Ketua Fed Jerome Powell mencatat inflasi telah mereda secara signifikan selama dua tahun terakhir tetapi masih agak tinggi, sehingga relatif terjadi terhadap target jangka panjang bank sentral sebesar dua persen.
 
Adapun indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), pengukur inflasi pilihan Fed, mengalami kenaikan 2,1 persen pada September tahun lalu. Kemudian naik menjadi 2,3 persen pada Oktober dan 2,4 persen pada November, yang menunjukkan tekanan terhadap inflasi terus berlanjut.
 
Powell mengatakan estimasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen dan data lainnya menunjukkan total harga PCE naik 2,6 persen selama 12 bulan yang berakhir pada Desember. Tidak termasuk kategori makanan dan energi yang bergejolak, harga inti PCE naik 2,8 persen dari tahun sebelumnya, konsisten dengan dua bulan sebelumnya.
 
"Jika ekonomi tetap kuat dan inflasi tidak terus bergerak berkelanjutan menuju dua persen, kita dapat mempertahankan pengendalian kebijakan lebih lama. Jika pasar tenaga kerja melemah secara tak terduga atau inflasi turun lebih cepat dari yang diantisipasi, kita dapat melonggarkan kebijakan sebagaimana mestinya," kata Powell.
 

Baca juga: The Fed Pertimbangkan Jeda Penurunan Suku Bunga


(Presiden AS Donald Trump. YouTube/Donald J Trump)
 

Sunat suku bunga pada Desember 2024

 
Setelah pertemuannya pada 17-18 September, bank sentral memangkas kisaran target suku bunga dana federal sebesar 50 basis poin di tengah meredanya inflasi dan melemahnya pasar tenaga kerja, menandai pemotongan suku bunga pertama dalam lebih dari empat tahun dan mengisyaratkan dimulainya siklus pelonggaran.
 
Setelah rapat pada 6-7 November, bank sentral menurunkan kisaran target suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin. Setelah rapat pada 17-18 Desember, bank sentral menurunkan suku bunga lebih lanjut sebesar 25 basis poin, sekaligus mengindikasikan akan ada lebih sedikit pemotongan suku bunga pada 2025, karena bersiap menghadapi ketidakpastian yang berasal dari kebijakan pemerintahan Donald Trump.
 
"Selama tiga pertemuan sebelumnya, kami menurunkan suku bunga kebijakan sebesar satu persen penuh dari puncaknya. Kalibrasi ulang atau sikap kebijakan tersebut tepat mengingat kemajuan inflasi dan penyeimbangan kembali di pasar tenaga kerja," kata Powell.
 
"Dengan sikap kebijakan kami yang jauh lebih longgar daripada sebelumnya, dan ekonomi yang tetap kuat, kami tidak perlu terburu-buru menyesuaikan sikap kebijakan kami," sambungnya.
 
Ketika ditanya tentang kebijakan baru pemerintahan Trump, ketua Fed mengatakan Komite masih dalam mode menunggu untuk melihat kebijakan apa yang diberlakukan. "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengan tarif, dengan imigrasi, dengan kebijakan fiskal, dan dengan kebijakan regulasi," beber Powell.
 
Powell juga mengatakan peninjauan lima tahun bank sentral atas kerangka kebijakan moneternya sedang berlangsung tahun ini, dan mencatat pihaknya bermaksud untuk menyelesaikan peninjauan tersebut pada akhir musim panas.
 
"Saya ingin mencatat target inflasi jangka panjang Komite sebesar dua persen akan dipertahankan dan tidak akan menjadi fokus tinjauan," ucap Powell.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)