Kilau Emas Dunia Masih Tak Mampu Mentereng di Tengah Konflik Iran-Israel

Emas batangan. Foto: dok Global Bullion Suppliers.

Kilau Emas Dunia Masih Tak Mampu Mentereng di Tengah Konflik Iran-Israel

Husen Miftahudin • 21 June 2025 10:05

Chicago: Harga emas dunia kembali merosot pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan batas waktu dua minggu untuk memutuskan apakah AS akan terlibat langsung dalam konflik Iran-Israel.

Mengutip Yahoo Finance, Sabtu, 21 Juni 2025, harga emas berjangka turun 1,3 persen menjadi USD3.363,10 per ons. Sedangkan harga emas spot turun 0,7 persen menjadi USD3.348,84 per ons.

Dalam pengarahan pada Kamis, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan pesan dari Trump, ada kemungkinan besar negosiasi yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat.

"Saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan," ucap Trump yang dibacakan Karoline.

Hal ini memberikan sedikit kelegaan bagi investor yang khawatir tentang potensi keterlibatan AS yang lebih langsung dalam konflik tersebut.

Menteri luar negeri dari Inggris, Prancis dan Jerman akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Iran di Jenewa pada Jumat untuk membahas program nuklir Iran.
 

Baca juga: Harga Emas Dunia Masih dalam Tren Bearish di Tengah Keputusan Fed Tahan Bunga


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Emas dianggap bukan aset safe haven 


Adapun, saham Eropa dibuka lebih tinggi pada Jumat pagi, menyusul jeda dua minggu Trump. Sementara itu, harga emas turun, menandakan investor menjadi kurang menghindari risiko, karena logam mulia dianggap bertindak sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.

Ahli strategi investor Inggris di Saxo Markets Neil Wilson mengatakan ada sedikit kelegaan sementara, tetapi tidak cukup bagi siapa pun untuk benar-benar mengandalkan diri sendiri karena situasinya masih terlalu tidak dapat diprediksi.

"Kasus dasar telah mulai bergeser ke arah keterlibatan langsung AS, yang membuka kotak pandora yang penuh kekacauan, tetapi pasar tampaknya berpegang teguh pada harapan semuanya tetap terkendali seperti yang terjadi di masa lalu," papar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)