Emas batangan. Foto: Mining Weekly.
Husen Miftahudin • 21 June 2025 08:12
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) mempertahankan nada tawaran jual saat perdagangan sesi Asia dimulai dan kembali berada di jalur untuk mencatatkan pelemahan mingguan pada Jumat (20/6).
Setelah komentar hawkish Federal Reserve (The Fed) awal pekan ini yang menunda ekspektasi pemangkasan suku bunga, dolar Amerika Serikat (USD) menguat signifikan dan menjadi faktor utama aliran modal keluar dari logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Meskipun demikian, sebagian pelaku pasar menunda keputusan hingga jelang akhir pekan, sehingga XAU/USD bergerak terbatas di bawah level psikologis USD3.400.
Menurut analisa dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tren bearish pada XAU/USD masih menguat. Formasi candlestick harian menunjukkan tekanan jual yang konsisten, didukung oleh indikator Moving Average yang terus menanjak ke bawah.
"Jika tekanan bearish berlanjut, harga emas berpotensi menembus support di USD3.320. Namun, seandainya rebound terjadi, resistance terdekat di USD3.374 akan menjadi target kenaikan jangka pendek sebelum menentukan arah selanjutnya," ungkap Andy dalam analisis hariannya, dikutip Sabtu, 21 Juni 2025.
Berita dari pasar Asia pada perdagangan Jumat (20/6) memperlihatkan harga emas turun mencerminkan peningkatan risk appetite setelah Gedung Putih menegaskan serangan AS terhadap Iran tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Pernyataan tersebut membantu meredam kekhawatiran pasar tentang keterlibatan militer AS di Timur Tengah.
Sementara itu, komentar hawkish The Fed turut menekan logam mulia dan mendukung penguatan Dolar AS, meski pada akhir sesi Dollar Index sempat melemah tipis, namun tetap mencatat kenaikan mingguan.
Selain itu, kekuatan dolar AS juga menghentikan reli platinum yang sempat mencapai level tertinggi lebih dari empat tahun, sedangkan perak dan logam dasar mencatat fluktuasi terukur mengikuti sentimen risk-on.
Baca juga: Harga Emas Dunia Makin Murah di Tengah Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Fed |