Trump Desak Zelensky Beri Konsesi Wilayah ke Rusia

Pertemuan bilateral Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump, 23 September 2025. (Kantor Kepresidenan Ukraina)

Trump Desak Zelensky Beri Konsesi Wilayah ke Rusia

Muhammad Reyhansyah • 20 October 2025 14:17

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar menyerahkan sebagian wilayah negaranya kepada Rusia dalam pertemuan yang berlangsung tegang di Gedung Putih, menurut dua sumber yang mengetahui langsung isi diskusi tersebut.

Mengutip dari The New Daily, Senin, 20 Oktober 2025, dalam pertemuan itu, Trump juga menolak memberikan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk kepada Kyiv dan bahkan sempat menyebut kemungkinan memberikan jaminan keamanan kepada Rusia maupun Ukraina. Dua sumber anonim yang dikutip mengatakan bahwa pernyataan tersebut membuat delegasi Ukraina kebingungan.

Setelah pertemuan yang digelar pada Jumat lalu, Trump secara terbuka menyerukan gencatan senjata di garis depan pertempuran yang ada saat ini, usulan yang kemudian diikuti oleh Zelensky dalam pernyataannya di depan publik.

Menurut salah satu sumber, ide gencatan senjata itu muncul setelah Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tidak akan secara sukarela menyerahkan wilayahnya kepada Moskow.

“Kami berpikir sebaiknya mereka berhenti di garis pertempuran yang ada saat ini,” kata Trump dalam perjalanan di pesawat kepresidenan Air Force One. “Sisanya akan sulit dinegosiasikan jika masing-masing pihak berkata ‘ini milik kami, itu milik kalian’.”

Ketika ditanya apakah dirinya meminta Ukraina menyerahkan seluruh wilayah Donbas kepada Rusia, Trump menjawab tidak. “Biarkan seperti sekarang. Saya rasa sekitar 78 persen wilayah itu sudah diambil Rusia,” ujarnya. “Biarkan dulu, mereka bisa bernegosiasi lebih lanjut nanti,” tambahnya.

Zelensky yang berharap memperoleh dukungan persenjataan lebih lanjut dari AS, termasuk rudal Tomahawk jarak jauh, disebut sangat kecewa dengan hasil pertemuan tersebut. Unsur isi pembicaraan itu pertama kali dilaporkan oleh The Financial Times pada Minggu.

Proposal Pertukaran Wilayah

Pertemuan itu menandai potensi perubahan arah kebijakan Trump terhadap konflik Rusia–Ukraina. Meski sebelumnya ia sempat menunjukkan dukungan penuh kepada Kyiv, hasil pertemuan Jumat lalu mengindikasikan kemungkinan Trump akan kembali mencoba menjadi mediator perdamaian.

Dua pejabat AS yang mengetahui pembicaraan tersebut menyebut bahwa ide pertukaran wilayah antara Ukraina dan Rusia kembali muncul, dengan Trump menekankan pentingnya mencapai kesepakatan cepat. 

“Situasinya cukup buruk,” kata salah satu sumber, menambahkan bahwa pesan Trump kepada Zelensky bernada keras: “Negaramu akan membeku dan hancur jika tidak segera membuat kesepakatan.”

Sumber tersebut juga menyebut Trump beberapa kali melontarkan kata-kata kasar selama pertemuan. Dua sumber lainnya mengatakan mereka mendapat kesan bahwa Trump dipengaruhi oleh pembicaraan telepon sehari sebelumnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut laporan The Washington Post, dalam panggilan itu Putin mengusulkan pertukaran wilayah di mana Ukraina menyerahkan Donetsk dan Luhansk sebagai imbalan atas sebagian kecil wilayah Zaporizhzhia dan Kherson. Salah satu sumber mengatakan bahwa proposal serupa kemudian disampaikan pejabat AS kepada Zelensky saat pertemuan pada Jumat.

Namun Ukraina menolak tegas gagasan tersebut. Kiev menilai wilayah Donetsk dan Luhansk yang masih dikuasai memiliki nilai strategis penting, dan menyerahkannya akan membuat Ukraina jauh lebih rentan terhadap serangan lanjutan Rusia.

“Kami tidak akan memberikan apa pun kepada agresor, dan kami tidak akan melupakan apa pun,” tegas Zelensky dalam pidato malamnya pada Minggu. “Kami sangat menyadari bahwa Rusia merupakan ancaman jangka panjang.”

Trump sendiri, sehari sebelum pertemuan dengan Zelensky, mengatakan akan segera bertemu Putin di Budapest. Seorang pejabat Kremlin kemudian menyebut bahwa Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan melakukan pembicaraan pendahuluan dalam beberapa hari mendatang untuk mempersiapkan pertemuan tersebut.

Baik Gedung Putih maupun kantor Presiden Ukraina belum memberikan komentar resmi terkait laporan tersebut.

Baca juga: Zelensky Gagal Dapat Rudal Tomahawk, Minta Sekutu Bertindak Lebih Tegas

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)