Ilustrasi. Foto: Medcom
Gunungkidul: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih memantau kondisi warga yang positif antraks maupun yang sempat kontak. Pemantauan dilakukan hingga bulan depan.
"Kalau dilihat dari inkubasi virus, pengawasan dan pemantauan akan berlangsung hingga Mei mendatang," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, Rabu, 16 April 2025.
Setidaknya ada 25 orang diduga melakukan kontak dengan hewan positif antraks di Kecamatan Rongkop dan Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Puluhan warga tersebut diduga terlibat menyembelih ternak positif antraks hingga membantu pengangkutan bangkainya.
"Total ada tiga warga (orang) positif dan dua warga lainnya masuk kategori suspek," jelas Ismono.
Ismono mengungkapkan pemantauan terjadwal tersebut untuk mengantisipasi penularan penyakit hewan tersebut. Menurut dia mayoritas yang dipantau tidak mengalami gejala.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari meminta masyarakat tidak panik menyikapi munculnya kasus antraks itu. Ia menyatakan pemerintah terus melakukan upaya pencegahan, baik dengan cara sosialisasi maupun edukasi.
"Kami juga melakukan disinfeksi di lokasi temuan kasus sebanyak tiga kali," kata dia.
Pihaknya mencatat ada 26 ekor ternak dilaporkan mati dengan rincian 23 ekor sapi dan tiga ekor kambing. Ternak-ternak mati tersebut dipastikan positif antraks setelah sampelnya diperiksa di laboratorium.
"Kami akan melakukan vaksinasi (antraks) (terhadap ternak-ternak sehat) di zona merah dan kuning temuan kasus," ujarnya.