Ekrem Imamoglu. (Anadolu Agency)
Riza Aslam Khaeron • 19 March 2025 15:36
Istanbul: Walikota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang juga merupakan rival politik utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dilaporkan telah ditahan dalam kasus korupsi dan terorisme pada Rabu, 19 Maret 2025. Penahanan ini diumumkan oleh Kantor Kejaksaan Istanbul dan dikonfirmasi oleh media pemerintah Turki.
Melansir CNN pada Rabu, 19 Maret 2025, Imamoglu ditahan bersama sekitar 100 orang lainnya yang terkait dengannya, termasuk penasihat persnya, Murat Ongun. Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa Imamoglu dan para tersangka lainnya diduga terlibat dalam organisasi kriminal, pemerasan, suap, dan penipuan berat.
Selain itu, Imamoglu juga sedang diselidiki atas dugaan membantu Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Persatuan Komunitas Kurdistan (KCK), yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Turki.
"Imamoglu dan sekitar 100 orang yang terhubung dengannya dituduh menjadi anggota organisasi kriminal, pemerasan, suap, dan penipuan berat," tulis Anadolu, mengutip pernyataan Kantor Kejaksaan Istanbul, seperti dilansir CNN pada 19 Maret 2025.
Penangkapan ini terjadi hanya beberapa hari sebelum Partai Republik Rakyat (CHP), partai oposisi utama, dijadwalkan mengadakan pemilihan utama. Imamoglu diperkirakan akan menjadi kandidat utama dalam pemilihan presiden mendatang.
"Saya sedih untuk mengatakan bahwa sekelompok kecil orang yang mencoba mencuri kehendak rakyat telah mengirim polisi dan pasukan keamanan untuk menindas rakyat Istanbul," ujar Imamoglu dalam video yang diposting di X pada Rabu, 19 Maret 2025.
Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, mengecam penangkapan tersebut sebagai "kudeta terhadap demokrasi."
"Mengambil keputusan atas nama rakyat, menggunakan kekuatan untuk menggantikan atau menghalangi kehendak rakyat adalah kudeta. Saat ini ada kekuatan yang mencoba menghalangi rakyat menentukan pemimpin mereka selanjutnya," tulis Ozel di X pada Rabu, 19 Maret 2025.
Setelah penangkapan Imamoglu, pemerintah Istanbul mengumumkan larangan demonstrasi hingga 23 Maret 2025 dengan alasan menjaga ketertiban umum. Beberapa stasiun metro dan jalan utama di pusat Istanbul juga ditutup untuk mencegah aksi protes.
Menurut CNN, akses ke platform media sosial seperti X, YouTube, Instagram, dan TikTok juga dibatasi di seluruh Turki setelah penahanan tersebut.
Selain itu, pada Selasa, 18 Maret 2025, Universitas Istanbul membatalkan gelar akademik Imamoglu karena diduga ada penyimpangan dalam proses perolehan gelar tersebut. Keputusan ini berpotensi membuat Imamoglu tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Imamoglu mengecam keputusan tersebut sebagai tindakan ilegal dan berjanji akan menempuh jalur hukum.
"Keputusan Dewan Direktur Universitas Istanbul adalah TIDAK SAH," tegas Imamoglu. "Hari-hari ketika mereka yang membuat keputusan ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan sejarah dan keadilan sudah dekat."
Penahanan Imamoglu terjadi setelah Erdogan mengalami kekalahan besar dalam pemilihan lokal dan wali kota tahun lalu. Pemilu presiden selanjutnya dijadwalkan berlangsung pada 2028, namun beberapa analis memperkirakan Erdogan bisa mempercepat pemilu untuk menghindari batasan masa jabatan.