Ilustrasi generasi sandwich. Foto: dok Bibit.id
Jakarta: Generasi
sandwich merujuk pada kondisi orang dewasa yang harus membiayai tiga generasi yakni orang tua mereka, anak-anak mereka, dan diri mereka sendiri. Istilah ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1981 oleh Dorothy Miller dan Elain Brody.
Generasi
sandwich diibaratkan seperti sepotong daging yang diapit oleh dua lembar roti. Roti bagian atas melambangkan orang tua, roti bagian bawah melambangkan anak-anak, dan daging di tengah mewakili individu yang terhimpit di antara keduanya.
Melansir laman
Ruang Menyala,
generasi sandwich dapat dialami oleh siapapun, baik pria maupun wanita, dan biasanya terjadi pada usia antara 30 tahun hingga 40 tahun. Namun, rentang usia ini bisa bervariasi, dengan beberapa individu mengalaminya pada usia 30 tahun sampai 50 tahun.
Ada lima kategori berbeda dalam generasi sandwich, yang masing-masing memiliki karakteristik unik:
1. Open Faced Sandwich
Ini menggambarkan individu yang sudah menikah tetapi belum memiliki anak, tetapi harus menanggung biaya hidup orang tua mereka yang sudah lansia.
2. Extended Open Face Sandwich
Kategori ini meliputi individu yang sudah menikah tanpa anak, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk membiayai orang tua dan saudara kandung mereka.
3. Traditional Sandwich
Ini menggambarkan individu yang sudah menikah dan memiliki anak, tetapi tinggal bersama orang tua mereka, sehingga harus membiayai kebutuhan kedua belah pihak.
4. Extended Traditional Sandwich
Kategori ini meliputi individu yang sudah menikah dan memiliki anak, tetapi juga harus membiayai orang tua dan lebih dari satu saudara kandung mereka.
5. Club Sandwich
Ini adalah situasi paling kompleks, di mana individu harus menanggung biaya hidup dari beberapa generasi, termasuk orang tua, anak-anak, kakek-nenek (jika masih hidup), dan cucu.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Dampak generasi sandwich
Menjadi generasi sandwich dapat memiliki dampak yang signifikan, baik secara fisik maupun mental. Beberapa efek yang umum dirasakan adalah:
1. Perasaan bersalah
Banyak individu merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi semua kebutuhan orang tua dan anak-anak mereka. Perasaan ini, meskipun wajar, bisa menggerogoti kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik.
2. Kelelahan
Membiayai tiga generasi bisa sangat melelahkan secara fisik dan mental. Individu mungkin harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka, yang dapat mengurangi waktu untuk diri sendiri dan kegiatan sosial.
3. Kekhawatiran
Rasa khawatir tentang masa depan, ketidakmampuan untuk membiayai orang tua, atau tidak mampu memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak dapat menjadi beban yang berat, bahkan menyebabkan depresi.
Strategi menghadapi tantangan
Menjadi generasi
sandwich memerlukan strategi yang bijak untuk mengelola keuangan, mencari dukungan, dan menjaga kesejahteraan mental. Beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Mengelola keuangan
Buat anggaran yang realistis dan prioritaskan kebutuhan yang mendesak.
- Mencari bantuan
Jangan ragu untuk meminta bantuan dari keluarga, teman, atau profesional keuangan.
- Dukungan sosial
Bergabunglah dengan komunitas atau grup yang membahas masalah generasi sandwich untuk berbagi pengalaman dan mencari dukungan emosional.
Dengan mengelola
keuangan, mencari bantuan, dan membangun dukungan sosial yang kuat, generasi
sandwich dapat mengatasi tantangan mereka dengan lebih tenang dan bahagia.
(Laura Oktaviani Sibarani)