Jakarta: Anggota Komisi X DPR dari Fraksi NasDem, Furtasan Ali Yusuf menemukan adanya pelajar kelas 1 dan 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Serang, Banten belum bisa membaca.
"Banyak di lapangan Pak Menteri, saya menemukan anak kelas 1 dan kelas 2 SMP, ini sampai sekarang belum bisa baca. Padahal capaian literasi di sini adalah mencapai 68 persen dan numerasi 66 persen," kata Furtasan saat rapat kerja (raker) Komisi X DPR bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025.
Fenomena ini bukan hanya mengejutkan, tetapi juga menjadi tanda darurat literasi yang perlu disikapi secara serius oleh semua pihak seperti sekolah, keluarga, dan pemerintah.
Kemampuan membaca adalah keterampilan dasar yang sangat penting dalam proses belajar. Namun, ternyata masih ada pelajar tingkat SMP yang belum bisa membaca dengan lancar, bahkan ada yang belum bisa membaca sama sekali.
Mengapa Anak SMP Bisa Belum Bisa Membaca?
Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan pelajar SMP belum bisa membaca:
1. Keterlambatan Literasi Sejak SD
Banyak
anak yang naik kelas meski belum tuntas membaca. Proses "naik kelas otomatis" di beberapa sekolah membuat siswa lolos ke jenjang SMP tanpa kemampuan dasar membaca yang memadai.
2. Kurangnya Bimbingan di Rumah
Tidak semua anak mendapatkan dukungan membaca di rumah. Orang tua yang sibuk, kurang peduli, atau tidak paham cara mengajar membaca bisa memperparah kondisi ini.
3. Disleksia atau Gangguan Belajar
Sebagian anak mengalami kesulitan membaca akibat disleksia, yaitu gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan membaca dan mengenali huruf.
4. Minimnya Akses Buku dan Teknologi
Di daerah tertinggal atau pelosok, ketiadaan buku bacaan, internet, atau lingkungan literat membuat anak kesulitan belajar membaca dengan efektif.
5. Metode Pengajaran yang Tidak Efektif
Guru mungkin menggunakan metode yang sama untuk semua anak, padahal setiap anak memiliki kebutuhan belajar yang berbeda.
Solusi yang Harus Dilakukan
1. Deteksi Dini dan Remedial
Sekolah perlu rutin melakukan tes literasi sejak SD. Jika ditemukan siswa SMP yang belum bisa membaca, harus ada program kelas remedial khusus.
2. Pelatihan Guru untuk Literasi Dasar
Guru SMP perlu dibekali pelatihan untuk menangani siswa yang belum bisa membaca, meskipun itu biasanya tanggung jawab jenjang SD.
3. Melibatkan Keluarga
Orang tua dan wali murid perlu diberi arahan sederhana untuk mendampingi anak membaca di rumah, misalnya dengan 10–15 menit membaca bersama setiap hari.
4. Gunakan Metode Interaktif
Gunakan pendekatan fonik (mengenalkan suara huruf), membaca berulang, cerita bergambar, dan aplikasi belajar membaca yang menyenangkan.
5. Dukungan Psikolog dan Spesialis
Jika penyebabnya adalah gangguan belajar seperti disleksia, diperlukan intervensi dari ahli seperti psikolog pendidikan atau terapis khusus.