Sekjen PBB Antonio Guterres. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 24 February 2025 21:36
Jenewa: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dan pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza, seraya menyerukan penyelesaian segera dan langgeng atas krisis di Timur Tengah tersebut.
Berbicara di sesi ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Guterres mengatakan, "Saya sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat oleh pemukim Israel dan pelanggaran lainnya, serta seruan untuk aneksasi."
Mengutip dari Days of Palestine, Senin, 24 Februari 2025, pernyataan Guterres muncul saat Israel mengumumkan bahwa pasukannya akan tetap berada di kamp pengungsi Tepi Barat selama berbulan-bulan, dengan puluhan ribu warga Palestina telah mengungsi akibat operasi militer yang sedang berlangsung.
Menteri Angkatan Darat Israel, Israel Katz, menyatakan pada hari Minggu bahwa "40.000 warga Palestina telah dievakuasi dari kamp pengungsi Jenin, Tulkarem, dan Nur Shams, yang sekarang kosong dari penduduk." Ia selanjutnya menginstruksikan para prajurit untuk "mempersiapkan kehadiran yang berkepanjangan di kamp-kamp yang telah dibersihkan untuk tahun depan."
Selama lebih dari sebulan, pasukan Israel telah melakukan penggerebekan di rumah-rumah warga Palestina dan menggunakan buldoser untuk menghancurkan infrastruktur penting, terutama di Jenin dan Tulkarem.
Mengenai Gaza, Guterres menekankan bahwa “kita harus menghindari dengan segala cara dimulainya kembali permusuhan,” dan menyebut gencatan senjata saat ini antara Israel dan Hamas “tidak aman.”
Rakyat di Gaza sudah terlalu menderita, kata Guterres, dan ia pun menyerukan agar gencatan senjata yang rapuh saat ini dilindungi.
Ia pun menyerukan solusi komprehensif, dengan menyatakan, “Sudah waktunya untuk gencatan senjata permanen, pembebasan bermartabat semua sandera yang tersisa, kemajuan yang tidak dapat diubah menuju Solusi Dua Negara.”
“Serta diakhirinya pendudukan, dan pembentukan negara Palestina merdeka, dengan Gaza sebagai bagian integral,” pungkas Guterres.
Baca juga: Hamas Tegaskan Tak Ada Perundingan Baru hingga Israel Penuhi Kewajiban