Trump Klaim Gencatan Senjata Gaza Segera Tercapai

Presiden Donald Trump mencium bendera AS. (Erik S Lesser/EPA)

Trump Klaim Gencatan Senjata Gaza Segera Tercapai

Riza Aslam Khaeron • 31 May 2025 13:20

Washington DC: Harapan akan berakhirnya perang di Gaza kembali mencuat setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas "sangat dekat".

"Mereka sangat dekat dengan sebuah kesepakatan di Gaza," ujar Trump dalam konferensi pers bersama Elon Musk di Gedung Putih, Jumat 30 Mei 2025, seperti dikutip dari France24.

"Kami akan memberi tahu kalian hari ini atau mungkin besok. Dan kita memiliki peluang untuk itu (Gencatan Senjata)," ucap Trump.

Komentar Trump datang di tengah desakan internasional yang terus meningkat untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel dan menewaskan sekitar 1.200 orang.

Sejak saat itu, lebih dari 54.000 warga Gaza — sebagian besar perempuan dan anak-anak — dilaporkan tewas menurut kementerian kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengultimatum Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata yang diajukan utusan AS, Steve Witkoff.

"Para pembunuh Hamas kini harus memilih: menerima syarat dari 'Kesepakatan Witkoff' untuk pembebasan sandera — atau dimusnahkan," ujar Katz dalam pernyataan resmi, Jumat 30 Mei 2025. Ia menegaskan bahwa operasi militer di Gaza tetap berlangsung dengan "kekuatan penuh."

Proposal AS tersebut, menurut pejabat Hamas dan Mesir yang berbicara secara anonim kepada France24, berisi rencana jeda pertempuran selama 60 hari, dimulainya negosiasi serius menuju gencatan senjata jangka panjang, serta jaminan bahwa Israel tidak akan melanjutkan serangan setelah pembebasan sandera seperti yang terjadi pada Maret lalu.

Hamas mengonfirmasi masih mengkaji proposal tersebut dan tengah berkonsultasi dengan berbagai faksi Palestina.
 

Baca Juga:
Isi Lengkap Proposal Gencatan Senjata yang Ditolak Hamas: Hanya Berlangsung Selama 60 Hari

Dalam versi proposal yang diterima sebelumnya, Israel akan mundur ke posisi sebelum gencatan senjata terakhir, dan Hamas akan membebaskan 10 sandera hidup serta sejumlah jenazah dalam pertukaran dengan lebih dari 1.100 tahanan Palestina, termasuk 100 yang divonis atas serangan mematikan.

Setiap hari, ratusan truk bantuan makanan dan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Gaza, wilayah yang dilaporkan berada di ambang kelaparan setelah hampir tiga bulan blokade Israel. Meski blokade sedikit dilonggarkan belakangan ini, para pakar menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sudah menyentuh batas krisis ekstrem.

Namun harapan gencatan senjata kembali terguncang dengan laporan serangan udara terbaru pada Jumat, 30 Mei 2025, yang menewaskan sedikitnya 27 orang di Gaza.

Salah satu serangan mengenai tenda di Kota Khan Younis dan menewaskan 13 orang, termasuk delapan anak-anak, menurut pejabat rumah sakit setempat. Militer Israel belum memberikan komentar atas insiden tersebut.

Sementara itu, jenazah 12 orang lainnya, termasuk tiga perempuan, dibawa ke Rumah Sakit Shifa dari kamp pengungsi Jabaliya, dan dua jenazah dilaporkan tiba di rumah sakit di Kota Gaza. Dalam 24 jam sebelumnya, setidaknya 72 orang dilaporkan tewas di Gaza, tidak termasuk korban dari rumah sakit di wilayah utara yang sulit diakses akibat pertempuran.

Warga Gaza menyambut sinyal gencatan senjata dengan hati-hati.

"Ini adalah perang kelaparan, kematian, pengepungan, dan antrean panjang untuk makanan serta toilet. Ini adalah mimpi buruk tahun 2025, 2024, dan 2023," kata Mohammed Abed, warga Deir al-Balah kepada AP seperti dikutip France24.

Ia mengaku harus antre selama tiga jam hanya untuk mendapatkan sedikit nasi dan hanya makan satu kali dalam sehari.

"Menyayat hati melihat orang-orang kelaparan karena politik. Makanan dan air seharusnya tidak dijadikan alat politik," tambah Abed.

Mohammed Mreil, warga Gaza lainnya, menambahkan, "Kami ingin hidup dan kami ingin mereka (Israel) hidup. Tuhan tidak menciptakan kita untuk mati."

Pernyataan Trump memberikan secercah harapan, namun sejarah kegagalan perundingan sebelumnya membuat banyak warga tetap pesimis. Situasi di lapangan yang terus memburuk memperbesar tekanan terhadap semua pihak untuk mewujudkan gencatan senjata yang nyata dan berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)