Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 20 August 2025 06:57
Washington: Presiden Donald Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina untuk menegakkan kemungkinan kesepakatan damai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pernyataan ini meredam janjinya sebelumnya untuk memberikan jaminan keamanan bagi Kyiv, yang oleh sekutu Eropa dianggap sebagai terobosan penting dalam menghentikan invasi Kremlin ke Ukraina.
Saat ditanya dalam wawancara telepon dengan Fox News apakah ia bisa memberi kepastian, termasuk kepada para pendengar dari basis pendukung MAGA yang mengusung kebijakan isolasionis “America First” bahwa AS tidak akan menempatkan pasukan di Ukraina, Trump menjawab: “Anda mendapat jaminan dari saya, dan saya presiden.”
Namun, ia mengatakan bahwa AS mungkin bersedia memberikan dukungan udara kepada Ukraina untuk memperkuat kesepakatan tersebut. Hal ini tetap akan menjadi pergeseran besar dalam kebijakan pemerintahannya terkait perang Rusia-Ukraina.
“Akan ada semacam jaminan keamanan. Tapi bukan NATO,” kata Trump, menolak kemungkinan Ukraina masuk ke aliansi transatlantik.
“Mereka (sekutu Eropa) bersedia menempatkan pasukan di lapangan. Kami bersedia membantu dengan hal lain, terutama mungkin melalui udara,” sambung dia, dikutip dari Guardian, Rabu, 20 Agustus 2025.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyatakan “kesediaan untuk duduk bersama.” Ia menambahkan bahwa “persiapan untuk pertemuan itu sedang berlangsung.”
Bloomberg melaporkan bahwa Hungaria menyatakan minatnya untuk menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya mengusulkan Jenewa, sementara menteri luar negeri Swiss berjanji memberikan “imunitas” kepada Putin meski ia didakwa oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Rusia menegaskan bahwa pengerahan pasukan dari negara-negara NATO ke Ukraina adalah garis merah dalam negosiasi. Trump menepis kekhawatiran itu pada Selasa dan tetap optimistis dapat mencapai kesepakatan dengan Putin.
Baca juga: Pemimpin Eropa Tekankan Jaminan Keamanan sebagai Kunci Perdamaian di Ukraina