Apa Isi Teks Proklamasi Asli dan Mengapa Ditulis Tangan?

Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. (Dok. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Apa Isi Teks Proklamasi Asli dan Mengapa Ditulis Tangan?

Riza Aslam Khaeron • 31 July 2025 15:53

Jakarta: Memasuki peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, perhatian publik kembali tertuju pada dokumen bersejarah yang menjadi titik awal lahirnya negara Indonesia: Teks Proklamasi. Meski versi ketikan lebih sering dibacakan dalam upacara resmi, naskah tulisan tangan memiliki makna mendalam sebagai bukti autentik perjuangan kemerdekaan. 

Namun, kenapa naskah tersebut ditulis tangan terlebih dahulu dan kemudian diketik? Berikut penjelasannya.
 

Isi Teks Proklamasi Tulisan Tangan


Foto: Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah diketik. (Dok. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Melansir NU Online, naskah Proklamasi tulisan tangan disusun Soekarno pada Jumat dini hari, 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta. Saat itu, Soekarno menuliskan teks yang didiktekan oleh Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo dalam suasana yang penuh ketegangan namun sarat tekad.

Berikut isi naskah tulisan tangan tersebut:

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-’05
Wakil2 bangsa Indonesia

Setelah disusun dan disetujui, teks tersebut lalu diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Berikut isi versi ketikan yang dibacakan secara resmi:

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta

Perbedaan redaksi ini tidak mengubah makna fundamental proklamasi, namun menjadikan versi ketikan lebih formal dan representatif dalam konteks kenegaraan.
 

Mengapa Ditulis Tangan?

Penulisan tangan bukan sekadar kebetulan teknis, melainkan mencerminkan urgensi peristiwa tersebut.

Situasi pada dini hari 17 Agustus 1945 sangat mendesak dan menegangkan. Jepang baru saja menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, dan tekanan dari golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan terus meningkat.

Pada pukul 02.00 WIB, setelah perdebatan alot di rumah Laksamana Maeda, Soekarno, Hatta, dan Soebardjo akhirnya sepakat bahwa naskah harus segera dirumuskan. Sekitar pukul 03.00 WIB, Soekarno mulai menuliskan konsep proklamasi di ruang makan, menggunakan selembar kertas blocknote dengan pena tinta hitam.

Soekarno secara pribadi menuliskan teks saat diskusi langsung dengan beberapa tokoh seperti Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo yang memberikan gagasan lisan. Tulisannya merupakan hasil rumusan langsung yang disepakati saat itu juga.

Seorang tokoh pemuda bernama Soekarni memberi masukan penting. Ia mengusulkan agar kalimat-kalimat dalam naskah lebih revolusioner dan tidak terkesan kompromistis terhadap pemerintah pendudukan Jepang.

Oleh karena itu, Soekarno mengganti sejumlah frasa untuk memastikan bahwa teks proklamasi benar-benar mewakili semangat kemerdekaan bangsa.

Selama proses penyusunan, beberapa kata langsung diganti dan dicoret karena dinilai kurang tepat secara politis. Kata "penyerahan" sempat diganti menjadi "pengambilan" lalu akhirnya dipilih kata "pemindahan".

Begitu pula dengan kata "dioesahakan" yang diganti menjadi "diselenggarakan" agar lebih formal dan netral. Hal ini menunjukkan bahwa proses penulisan dilakukan secara redaksional spontan sambil mempertimbangkan makna setiap istilah.

Setelah selesai ditulis sekitar pukul 04.00 WIB, naskah diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Ia segera mengetik ulang naskah tersebut dengan disaksikan oleh BM Diah.

Dalam proses pengetikan, terdapat beberapa penyesuaian redaksional: kata "tempoh" diganti menjadi "tempo", "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia", dan format tanggal disempurnakan menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05".

Proses pengetikan tidak memakan waktu lama. Sekitar pukul 05.00 WIB, naskah ketikan diserahkan kembali kepada Soekarno dan Hatta untuk ditandatangani menjelang pagi menjelang matahari terbit.
 
Baca Juga:
Profil Singkat 10 Tokoh Kemerdekaan Indonesia
 

Disimpan dan Dirawat sebagai Dokumen Negara

Naskah tulisan tangan ini sempat dianggap tidak penting dan dibuang, tetapi kemudian diamankan oleh Burhanuddin Mohammad Diah. Ia menyimpannya selama puluhan tahun dan menyerahkannya kepada Presiden Soeharto pada 1993. Sejak 1995, naskah ini disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia dalam ruang bertemperatur khusus.

Teks Proklamasi tulisan tangan bukan hanya simbol administratif, melainkan warisan sejarah yang merekam detik-detik krusial kelahiran bangsa. Dengan memahami isi dan latar belakang penulisa

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)