Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: Bappebti
Husen Miftahudin • 20 August 2024 10:57
Jakarta: Harga emas terus menunjukkan tren positif di tengah kekhawatiran ekonomi global yang semakin meningkat. Berdasarkan analisis Andrew Fischer dari Dupoin Indonesia, emas diprediksi akan melanjutkan kenaikannya dan berpotensi mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa.
"Beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan ini antara lain melemahnya perekonomian Amerika Serikat dan ketidakpastian geopolitik yang mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti emas," jelas Fischer, dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 20 Agustus 2024.
Pagi ini (20/8), harga emas (XAU/USD) berada di sekitar USD2.500 di awal sesi Asia, menunjukkan kekuatan yang cukup signifikan. Menurut Fischer, tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut, terutama mengingat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang semakin meningkat.
Langkah ini diprediksi akan mengurangi biaya peluang untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, namun tetap dianggap sebagai aset yang aman di tengah ketidakpastian.
Selain itu, analisis teknikal yang dilakukan oleh Fischer juga memperkuat prediksi kenaikan harga emas. Dengan menggunakan analisis candlestick dan trenline, Fischer mengidentifikasi harga emas sedang berada dalam tren naik yang kuat.
Meskipun demikian, Fischer juga mengingatkan mungkin akan ada sedikit koreksi harga sebelum akhirnya melanjutkan kenaikan yang lebih signifikan. "Hal ini penting untuk diperhatikan oleh para investor agar dapat mengatur strategi investasi mereka dengan lebih baik," ucap dia mengingatkan.
Dalam konteks geopolitik, ketidakpastian yang terus berlanjut di berbagai wilayah dunia turut berperan dalam mendorong kenaikan harga emas. Ketegangan antara negara-negara besar dan potensi konflik yang muncul menjadi alasan utama investor mencari perlindungan di aset-aset aman seperti emas.
"Kombinasi antara faktor ekonomi dan geopolitik ini menciptakan lingkungan yang sangat kondusif bagi kenaikan harga emas," urai Fischer.
Baca juga: Dolar AS Ambruk Gegara Taruhan Pemotongan Suku Bunga |