Harga Emas Sentuh Momentum Positif, Ini yang Perlu Diwaspadai Investor

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Sentuh Momentum Positif, Ini yang Perlu Diwaspadai Investor

Eko Nordiansyah • 15 November 2025 13:15

Jakarta: Harga emas (XAUUSD) kembali menjadi perhatian utama pasar setelah reli panjang yang ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Arah emas dalam jangka pendek akan sangat bergantung pada nada komunikasi bank sentral AS.

Meskipun pasar hampir sepenuhnya "menghitung" pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, sinyal kebijakan yang lebih berhati-hati justru berpotensi memicu koreksi singkat. Menurut analisis teknikal Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, tren bullish masih dominan selama harga bergerak di atas area kunci.

Jika momentum ini bertahan, XAU/USD berpeluang menguat hingga area USD4381 pada pekan depan. Level tersebut dianggap sebagai target lanjutan dari tekanan beli yang konsisten sejak awal bulan. Meski demikian, skenario alternatif tetap harus diperhatikan. Andy memperingatkan bahwa jika harga mengalami reversal dan menembus key point di USD3867, maka tekanan jual dapat meningkat.

Breakout ke bawah level USD3867 akan menjadi sinyal bahwa pasar kehilangan tenaga, dan emas dapat melanjutkan koreksi menuju area USD3718,” paparnya.

Menunggu kebijakan suku bunga The Fed

Menurut Andy, pasar saat ini berada pada titik krusial. Ekspektasi pemangkasan suku bunga memang memberi dorongan kuat bagi XAU/USD, terlebih dengan melemahnya Dolar AS dan stabilnya imbal hasil obligasi.

“Kondisi ini menjaga emas tetap menarik sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global,” jelasnya.
 



(Ilustrasi emas. Foto: Freepik)

Data historis pun menunjukkan bahwa emas cenderung menguat ketika Dolar AS melemah, karena aset safe haven tersebut menjadi lebih murah bagi investor global.

Selain itu, permintaan dari bank sentral dan investor institusional yang terus meningkat menjadi faktor non-spekulatif yang memperkuat reli harga emas dalam beberapa minggu terakhir. Pembelian fisik dan akumulasi cadangan emas oleh negara-negara berkembang memberi fondasi fundamental yang stabil bagi tren bullish emas.

Prospek emas tidak mulus

Namun, Andy menegaskan bahwa prospek emas tidak sepenuhnya mulus. Jika ekonomi AS tetap menunjukkan ketahanan yang kuat dan inflasi bertahan di level tinggi, maka Dolar AS berpotensi kembali menguat seiring naiknya imbal hasil obligasi.

Kondisi ini bisa menjadi hambatan signifikan bagi emas dalam jangka pendek hingga menengah. Emas sangat sensitif terhadap perubahan yield. Setiap kenaikan imbal hasil obligasi AS meningkatkan opportunity cost bagi investor yang menahan aset non-yield seperti emas.

Meskipun pemangkasan suku bunga sudah sepenuhnya diantisipasi pasar, hal yang justru akan menentukan adalah nada pernyataan The Fed. Jika bank sentral memberi sinyal “cut and pause” yakni pemangkasan diikuti penghentian sementara untuk melihat dampaknya, maka emas dapat terkoreksi secara teknis sebelum kembali stabil.

Dengan dinamika global yang terus bergerak cepat, pelaku pasar disarankan untuk mencermati perilisan data ekonomi AS, pergerakan Dolar, serta pidato pejabat The Fed dalam beberapa hari ke depan.

Kombinasi antara faktor fundamental, sentimen bank sentral, dan kondisi likuiditas akan menentukan apakah emas mampu menembus level target bullish atau justru memasuki fase koreksi sementara. Untuk saat ini, emas tetap menjadi instrumen yang menarik, tetapi para trader dan investor diminta menjaga kewaspadaan terhadap potensi volatilitas jangka pendek.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)