Sejarah Gudang Garam, Perusahaan Rokok Terbesar yang Dikabarkan 'Gulung Tikar'

Ilustrasi, gedung kantor Gudang Garam. Foto: multioptimal.com

Sejarah Gudang Garam, Perusahaan Rokok Terbesar yang Dikabarkan 'Gulung Tikar'

Husen Miftahudin • 8 September 2025 17:13

Jakarta: Di tengah isu gulung tikar lantaran melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sejumlah karyawan yang belakangan mencuat, PT Gudang Garam Tbk tetap dikenal sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia dengan sejarah panjang sejak berdiri pada 1958 dan berkembang menjadi perseroan terbatas pada 1968. Perusahaan yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur, ini telah menjadi ikon industri kretek nasional dan dikenal luas hingga mancanegara.
 
Perjalanan Gudang Garam dimulai dari sebuah industri rumahan yang memproduksi sigaret kretek klobot (SKL) dan sigaret kretek linting tangan (SKT). Permintaan pasar yang terus meningkat membuat perusahaan membuka cabang produksi di Gurah pada 1960.
 
Delapan tahun kemudian, seiring pertumbuhan usaha yang kian pesat, Gudang Garam mendirikan dua unit produksi baru pada September 1968. Tahun tersebut menjadi tonggak penting karena perusahaan mulai bertransformasi dari skala rumahan menuju perusahaan yang lebih terstruktur.
 
Perubahan status hukum juga mewarnai perkembangan Gudang Garam. Pada 1969, perusahaan yang semula berbentuk perseorangan berubah menjadi firma, kemudian resmi menjadi perseroan terbatas (PT) pada 1971 setelah memperoleh dukungan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah.
 
Perubahan tersebut memperkuat fondasi perusahaan untuk terus berkembang di industri rokok kretek yang semakin kompetitif.
 

Baca juga: Profil PT Gudang Garam, Produsen Rokok yang Diterpa Isu PHK Massal


(Tangkapan layar situasi PHK massal di pabrik Gudang Garam yang viral di media sosial. Foto: Istimewa)
 

Perluas portofolio dengan produksi SKM

 
Memasuki era 1970-an, Gudang Garam mulai mengembangkan produk sigaret kretek mesin (SKM) pada 1979, memperluas portofolio yang sebelumnya hanya mengandalkan produksi manual.
 
Langkah ini berlanjut pada 1990 ketika perusahaan mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, menandai transformasi menjadi perusahaan terbuka. Inovasi produk terus berlanjut, salah satunya dengan meluncurkan rokok kretek mild pada 2002 yang diproduksi di Pasuruan, Jawa Timur.
 
Ekspansi besar-besaran dilakukan pada 2013 dengan perluasan lahan produksi hingga mencapai sekitar 208 hektare yang tersebar di Kediri dan Pasuruan. Perusahaan juga membangun gedung baru di Jakarta untuk menunjang proses produksi dan tata kelola yang lebih modern.
 
Filosofi Catur Dharma yang diwariskan pendiri Gudang Garam, Surya Wonowidjojo, tetap menjadi pijakan utama. Nilai-nilai seperti kerja keras, kejujuran, kerjasama, serta karyawan sebagai mitra utama menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang perusahaan.
 
Seiring berjalannya waktu, Gudang Garam tumbuh menjadi salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia. Meski kini perusahaan menghadapi tantangan berupa isu PHK massal, kiprah panjang yang telah dijalani sejak 1958 tetap menjadikannya sebagai salah satu pilar industri rokok nasional. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)