Meski Masih dalam Tren Melambat, Ekonomi Global Ditolong Perekonomian Tiongkok

Ilustrasi. Foto: dok Metrotvnews.com

Meski Masih dalam Tren Melambat, Ekonomi Global Ditolong Perekonomian Tiongkok

Husen Miftahudin • 22 October 2025 17:13

Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perekonomian dunia masih dalam tren melambat akibat dampak tarif Amerika Serikat (AS) yang mendorong ketidakpastian tetap tinggi.

"AS kembali mengenakan tambahan tarif kepada sektor farmasi, mebel, dan otomotif sejak 1 Oktober 2025 serta mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap produk asal Tiongkok," ungkap Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan Periode Oktober 2025, Rabu, 22 Oktober 2025.

Perry melanjutkan, berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.

Di AS, pertumbuhan ekonomi masih lemah sehingga mendorong berlanjutnya penurunan kondisi ketenagakerjaan. Ekonomi Jepang, Eropa, dan India belum kuat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga, di tengah stimulus fiskal-moneter yang telah dilakukan.

Sementara itu, perekonomian Tiongkok pada triwulan III-2025 justru meningkat didorong oleh stimulus fiskal. Hal ini yang membuat bank sentral meyakini perekonomian dunia tumbuh lebih baik.

"Perkembangan ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia 2025 yang diprakirakan sebesar 3,1 persen, sedikit di atas prakiraan sebelumnya 3,0 persen," tutur Perry.
 

Baca juga: Bank Dunia Dorong Penciptaan Lapangan Kerja Melalui Mesin Pertumbuhan Ekonomi


(Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: dok Bank Indonesia)
 

Perlu kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan


Perry menjabarkan, probabilitas penurunan kembali Fed Funds Rate (FFR) semakin besar, sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan di AS yang lemah.

"Sejalan dengan itu, yield US Treasury jangka pendek kembali menurun dan indeks mata uang dolar AS (DXY) cenderung melemah," sebut dia.

Menurut Perry, kondisi itu menyebabkan aliran modal ke emerging market (EM) masih berfluktuasi seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Perkembangan ini menuntut kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global yang masih tinggi tersebut terhadap perekonomian domestik," tegas Perry.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)