Pengembangan Etanol Didukung untuk Ketahanan Energi

Ketua Fraksi Golkar DPR M Sarmuji saat menerima audiensi Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Foto: Dok. Istimewa.

Pengembangan Etanol Didukung untuk Ketahanan Energi

Fachri Audhia Hafiez • 7 November 2025 16:35

Jakarta: Pencampuran bahan bakar bensin dengan etanol yang digagas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuai dukungan. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Golkar DPR M Sarmuji saat menerima audiensi Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

"KAMMI menyatakan dukungannya terhadap kebijakan tersebut," kata Sarmuji melalui keterangan tertulis, Jumat, 7 November 2025.
 


Anggota Komisi VI DPR itu menilai isu energi merupakan pilar strategis kedaulatan bangsa. Terlebih, etanol diyakini akan menghasilkan energi bersih dan menjadikan hasil positif.

“Siapa yang punya kedaulatan energi, dia akan menjadi negara besar. Kebijakan etanol ini energi bersih, energi terbarukan, dan bisa menghidupkan pertanian, petani singkong, petani tebu, dan sebagainya,” ujar Sarmuji.

Sarmuji mengakui bahwa setiap kebijakan baik kerap menghadapi resistensi, seperti penolakan sebagian kalangan terhadap etanol. Padahal, kata dia, manfaatnya jelas.  

"Bukan hanya energi bersih yang dihasilkan tetapi juga memakmurkan petani karena permintaan singkong, tebu dan bahan etanol lainnya meningkat,” ujar Sarmuji.


Ketua Fraksi Golkar DPR M Sarmuji. Foto: Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez.

Pada kesempatan itu, audiensi juga menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus presidential threshold atau ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh oleh partai politik dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden. Putusan itu masih menuai perdebatan di publik.

Sarmuji mengatakan bahwa sejatinya harus patuh pada putusan MK. Dia memahami bahwa MK juga memandang perlu ada rekayasa konstitusional agar tidak terlalu banyak calon presiden. 

“Ini untuk mencegah terjadinya calon tunggal atau sedikit calon, sehingga tidak kompatibel dengan sistem presidensial yang kita anut. Karena kalau terlalu banyak calon, tidak baik juga bagi sistem ketatanegaraan kita," kata Sarmuji.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fachri Audhia Hafiez)