Staf UNRWA bekerja membantu pengungsi Palestina di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 19 May 2025 15:02
Gaza: Lebih dari 300 staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Angka ini disampaikan langsung oleh Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dalam sebuah pernyataan di platform X pada Minggu, 18 Mei 2025.
“Hari ini, jumlah korban tewas telah melampaui tonggak sejarah yang mengerikan: lebih dari 300 staf UNRWA telah terbunuh,” ujar Lazzarini, dikutip dari Middle East Monitor, Senin, 19 Mei 2025.
“Sebagian besar dari mereka dibunuh oleh tentara Israel bersama anak-anak dan orang-orang yang mereka cintai—seluruh keluarga dimusnahkan,” tambahnya.
Lazzarini menjelaskan bahwa sebagian besar staf yang menjadi korban adalah tenaga kesehatan dan guru. Beberapa di antaranya gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan.
“Tidak ada pembenaran atas pembunuhan ini,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa impunitas yang terus berlanjut hanya akan melanggengkan kekerasan, dan menyerukan agar pihak-pihak yang bertanggung jawab diadili.
UNRWA, yang berdiri sejak 1949, menjadi tumpuan hidup bagi hampir 5,9 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Di Gaza sendiri, menurut data Bank Dunia, hampir 2,4 juta penduduk sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
Namun sejak 2 Maret 2025, Israel menutup seluruh jalur penyeberangan menuju Gaza bagi masuknya bantuan makanan, medis, dan kemanusiaan lainnya. Langkah ini, menurut berbagai organisasi hak asasi manusia dan laporan komunitas internasional, telah memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Serangan militer Israel ke Gaza dimulai sejak 7 Oktober 2023, dan hingga kini telah menewaskan lebih dari 53.300 warga Palestina—mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang di Gaza. Di sisi lain, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). (Nada Nisrina)
Baca juga: Israel Izinkan Pasokan Makanan dalam Jumlah Terbatas Masuk ke Gaza