Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 16 January 2025 16:27
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 16 Januari 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.376 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 50 poin atau setara 0,31 persen dari posisi Rp16.325 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 50 poin, sebelumnya sempat melemah 70 poin di level Rp16.376 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.325," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.355 per USD. Rupiah turun sebanyak 41 poin atau setara 0,25 persen dari Rp16.314 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.378 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 67 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.311 per USD.
Ramalan pertumbuhan ekonomi Indonesia disunat
Pelemahan rupiah, jelas Ibrahim, dipengaruhi oleh langkah Bank Indonesia (BI) yang memotong prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi di angka 4,7 persen sampai 5,5 persen.
"Angka tersebut lebih rendah daripada ekspektasi sebelumnya di 4,8 persen hingga 5,6 persen karena mencermati kondisi dinamika ekonomi yang bergejolak," tutur Ibrahim.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh baik dengan kecenderungan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dengan melihat data-data yang ada. Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 sedikit di bawah perkiraan dipengaruhi oleh lebih rendahnya permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi.
Secara keseluruhan
pertumbuhan ekonomi 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah, masih di atas 5,0 persen, namun di bawah 5,1 persen. Berkaca dari itu, pertumbuhan ekonomi pada 2025 juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
(Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Ramdani)
Perkiraan itu karena ekspor diperkirakan lebih rendah seiring dengan melambatnya permintaan negara-negara mitra dagang utama, kecuali Amerika Serikat (AS). Konsumsi rumah tangga juga masih lemah, khususnya golongan menengah ke bawah, sehubungan dengan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.
"Pada saat yang sama, dorongan investasi swasta juga belum kuat karena masih lebih besarnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan, baik domestik maupun ekspor," papar dia.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Jumat besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.360 per USD hingga Rp16.430 per USD," tutup Ibrahim.