BRICS Desak G20 Cari Solusi Hadapi Tantangan Global

KTT ke-17 BRICS berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Dok Anadolu Agency

BRICS Desak G20 Cari Solusi Hadapi Tantangan Global

Eko Nordiansyah • 9 July 2025 20:25

Jakarta: Para anggota BRICS menggarisbawahi peran kunci G20 sebagai forum global utama untuk kerja sama ekonomi internasional yang menyediakan platform dialog bagi negara-negara maju dan negara-negara berkembang dengan pijakan yang setara dan saling menguntungkan. Mereka mendesak G20 untuk bersama-sama mencari solusi bersama atas tantangan global dan membina dunia multipolar. 

"Kami menyadari pentingnya fungsi G20 yang berkelanjutan dan produktif, berdasarkan konsensus dan dengan fokus pada hasil yang berorientasi pada hasil," tulis BRICS dalam keterangannya, Rabu, 9 Juli 2025.

BRICS menegaskan kembali dukungan kuat terhadap presidensi Afrika Selatan dan menantikan keberhasilan penyelenggaraan KTT Pemimpin G20 di Johannesburg pada bulan November 2025 di bawah Presidensi Afrika Selatan. BRICS juga menegaskan kembali kesediaannya untuk mengoordinasikan posisi guna meningkatkan inklusivitas dan memperkuat suara negara-negara berkembang dalam sistem tata kelola ekonomi global.

"Sehingga dapat mencerminkan peningkatan pengaruh negara-negara berkembang dan berkembang (EMDE) dalam perekonomian global dan selanjutnya mengintegrasikan prioritas mereka dalam agenda G20 melalui presidensi G20 berturut-turut dari negara-negara anggota BRICS – Indonesia, India, Brasil, dan Afrika Selatan – selama periode 2022-2025 dan seterusnya," lanjut mereka.

BRICS mengapresiasi penguatan suara negara-negara berkembang dan berkembang (EMDE) di G20 melalui aksesi Uni Afrika selama masa kepresidenan India di G20 pada 2023 dan undangan NDB selama masa kepresidenan Brasil dan Afrika Selatan, termasuk melalui interaksi dan keselarasan mereka yang lebih erat.
 

Baca juga: 

BRICS Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Perdagangan, dan Keuangan Internasional



(Presiden Prabowo Subianto bersama pemimpin negara anggota BRICS. Foto: BPMI Setpres)

Peningkatan utang jadi alarm

BRICS mencatat bahwa tingkat utang yang tinggi di beberapa negara mengurangi ruang fiskal yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan pembangunan yang berkelanjutan yang diperparah oleh efek limpahan dari guncangan eksternal, terutama dari fluktuasi kebijakan keuangan dan moneter di beberapa negara maju serta permasalahan yang melekat pada arsitektur keuangan internasional. 

Suku bunga yang tinggi dan kondisi pembiayaan yang lebih ketat memperburuk kerentanan utang di banyak negara. BRICS percaya bahwa penting untuk mengatasi utang internasional dengan tepat dan holistik guna mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan hukum dan prosedur internal masing-masing negara, disertai dengan utang luar negeri yang berkelanjutan dan kehati-hatian fiskal. 

"Kami menyadari perlunya menangani kerentanan utang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah secara efektif, komprehensif, dan sistematis," tulis BRICS.

Salah satu instrumen, antara lain, untuk mengatasi kerentanan utang secara kolektif adalah melalui implementasi Kerangka Kerja Bersama G20 untuk Penanganan Utang yang terprediksi, tertib, tepat waktu, dan terkoordinasi dengan partisipasi kreditur bilateral resmi, kreditor swasta, dan Bank Pembangunan Multilateral (MDB) sejalan dengan prinsip aksi bersama dan pembagian beban yang adil. 

"Kami terus terlibat dalam meningkatkan koordinasi antara debitur dan kreditor bilateral, multilateral, dan swasta resmi untuk membantu Pasar Berkembang dan Negara Berkembang (EMDE) mengatasi masalah utang secara adil dan konstruktif dari perspektif pembangunan," tulis mereka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)