Emas Melemah, Tren Bullish Masih Ada?

Ilustrasi. Foto: Unplash

Emas Melemah, Tren Bullish Masih Ada?

Eko Nordiansyah • 3 December 2025 11:06

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) melemah pada Selasa, 2 Desember 2025, setelah mencapai level tertinggi harian di USD4.240. Pelemahan emas terjadi karena investor memilih untuk mengamankan keuntungan menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve (Fed) minggu depan.

Menurut Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, penguatan dolar AS juga menjadi faktor yang menekan harga emas, dengan DXY bertahan di level 99,44, naik tipis 0,04 persen, sehingga mengurangi minat terhadap aset safe haven.

Sementara pada Rabu, 3 Desember 2025, harga emas kembali turun mendekati USD4.210. Penurunan ini dipicu oleh aksi profit taking lanjutan di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat, termasuk ADP Employment Change dan ISM Services PMI.

"Koreksi harian emas yang mencapai sekitar 0,65 persen juga mencerminkan meningkatnya selera risiko di pasar global, sementara sebagian pelaku pasar beralih ke aset berisiko setelah optimisme pertumbuhan ekonomi meningkat," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Desember 2025.
 



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Potensi penurunan harga emas masih terbatas

Meski harga emas tertekan dalam jangka pendek, Andy menilai potensi penurunan emas masih terbatas. Hal ini karena pasar tetap berspekulasi kuat mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan 9–10 Desember.

Menurut data CME FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga kini mencapai 89 persen, jauh di atas probabilitas minggu lalu yang berada di kisaran 71 persen. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung kenaikan harga emas karena menurunkan biaya peluang dalam memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas.

Dari sisi teknikal, Andy menilai, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bullish pada XAU/USD masih cukup kuat. Andy menegaskan, meskipun terjadi koreksi, struktur harga masih menjaga pola kenaikan yang sehat.

"Momentum bullish ini juga didukung oleh stabilnya imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun di sekitar 4,086 persen, serta imbal hasil riil AS yang bertahan di 1,856 persen, keduanya tidak menunjukkan lonjakan yang dapat menekan emas lebih dalam," jelas dia.

Proyeksi pergerakan harga emas hari ini

Untuk proyeksi pergerakan hari ini, Andy memberikan dua skenario utama. Pertama, jika tekanan bullish berlanjut dan pasar merespons positif terhadap spekulasi penurunan suku bunga, maka emas berpotensi kembali menguat menuju level resistance 4.267. Level ini menjadi area penting yang dapat membuka peluang bagi kenaikan lanjutan apabila berhasil ditembus.

Kedua, apabila emas melemah akibat sentimen risk-on atau rilis data ekonomi yang lebih kuat dari ekspektasi, maka harga berpotensi terkoreksi menuju support terdekat di 4.184. Level ini menjadi batas bawah yang perlu dijaga agar tren bullish jangka pendek tidak berubah menjadi bearish.

Dari sisi geopolitik, kabar mengenai pertemuan utusan AS Steve Witkoff dengan Presiden Rusia Vladimir Putin serta kehadiran Jared Kushner dalam pembahasan rencana perdamaian Rusia–Ukraina juga menjadi faktor yang dapat memengaruhi arah harga emas. Ketegangan geopolitik biasanya mendorong kenaikan harga emas, namun optimisme terhadap tercapainya kesepakatan damai justru dapat melemahkan permintaan terhadap aset safe haven.

"Secara keseluruhan, meskipun emas tengah berada dalam fase koreksi, potensi penguatan masih terbuka lebar, terutama jika pasar semakin yakin The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Dengan sentimen campuran antara data ekonomi, dinamika geopolitik, dan analisis teknikal yang bullish, emas berpeluang bergerak fluktuatif namun tetap dengan kecenderungan naik pada perdagangan hari ini," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)