Ini Prediksi Harga Emas Buat Minggu Depan, Masih Naik?

Emas batangan. Foto: dok MIND ID.

Ini Prediksi Harga Emas Buat Minggu Depan, Masih Naik?

Husen Miftahudin • 11 October 2025 18:05

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) terus mempertahankan tren kenaikannya seiring meningkatnya permintaan aset aman di tengah ketidakpastian global. Para pelaku pasar masih menanti kepastian arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi menjadi katalis utama pergerakan harga dalam beberapa sesi mendatang. 

Di sisi lain, fenomena 'emas fever' mulai muncul di pasar ritel, khususnya di Asia seperti Tiongkok, di mana investor individu dilanda dilema antara membeli di harga tinggi atau menunggu koreksi harga.

Menurut analisis analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tren teknikal emas (XAU/USD) masih berada dalam jalur bullish yang solid.

"Kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tekanan beli masih kuat. Selama momentum ini bertahan, peluang kenaikan menuju area USD4.100 per troy ons terbuka lebar," jelas Andy dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 11 Oktober 2025.

Namun, ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi pembalikan arah. "Jika harga mengalami reversal dan menembus level kunci di USD3.714, peluang koreksi ke area USD3.628 perlu diantisipasi sebagai skenario alternatif," tambah dia.

Dari sisi fundamental, sentimen pasar masih didominasi oleh ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Komentar dovish dari sejumlah pejabat Fed memberi sinyal pelonggaran moneter masih menjadi opsi utama di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi.

Penurunan suku bunga akan menurunkan opportunity cost dalam memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil tetap serta melemahkan nilai dolar AS, dua faktor yang biasanya mendukung reli logam mulia.
 

Baca juga: Sempat Turun, Harga Emas Dunia 'Ngacir' Lagi


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Ketegangan geopolitik global topang tren kenaikan emas


Selain faktor moneter, ketegangan geopolitik global juga menjadi bahan bakar utama bagi tren kenaikan emas. Konflik berkepanjangan di Timur Tengah, serta situasi genting di kawasan Rusia-Ukraina, terus mendorong permintaan terhadap aset safe haven.

Para investor institusional dan bank sentral di berbagai negara pun terlihat memperkuat posisi mereka dengan menambah cadangan emas, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gejolak fiskal dan moneter global.

Perlambatan ekonomi global juga menambah daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai (hedge). Tekanan inflasi yang masih bertahan di beberapa negara besar serta meningkatnya risiko fiskal memperkuat alasan bagi investor untuk mengalihkan sebagian portofolio mereka ke aset berisiko rendah seperti emas.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) menunjukkan kecenderungan melemah, dipicu oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat, termasuk risiko government shutdown yang belum sepenuhnya mereda.

Meski demikian, potensi volatilitas tetap tinggi. Jika data ekonomi AS, seperti inflasi atau tenaga kerja, kembali menunjukkan ketahanan yang kuat, The Fed bisa menunda pemangkasan suku bunga atau bahkan mengambil langkah hawkish baru.

Hal ini berpotensi menekan harga emas dalam jangka pendek karena penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi AS dapat mengurangi minat terhadap logam mulia.

Secara keseluruhan, arah jangka pendek emas masih positif dengan bias kenaikan yang kuat. Selama harga bertahan di atas area USD3.714, kecenderungan bullish tetap dominan, dengan potensi uji resistensi di USD4.100.

"Namun, investor disarankan tetap berhati-hati terhadap kemungkinan koreksi teknikal setelah reli panjang yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir," ucap Andy mengingatkan.

Menurut Andy, disiplin dalam manajemen risiko menjadi hal penting di fase ini. "Pasar sedang berada di persimpangan antara euforia buy momentum dan kehati-hatian menanti kebijakan The Fed. Jadi, trader perlu bijak menentukan posisi dengan memperhatikan area support dan resistance kunci," tambah dia.

Dengan kombinasi faktor geopolitik, ekspektasi pelonggaran moneter, dan permintaan ritel yang kuat, harga emas masih berpotensi melanjutkan reli ke rekor baru. Namun, momentum kenaikan ini juga disertai risiko koreksi cepat jika sentimen pasar berubah arah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)