Tank Israel dikerahkan dalam operasi darat di Gaza. Foto: Anadolu
Gaza: Tank-tank Israel terlihat di dua wilayah Kota Gaza yang merupakan gerbang menuju pusat kota, ungkap warga pada Kamis 18 September 2025. Sementara jaringan internet dan telepon terputus di seluruh Jalur Gaza, sebuah tanda bahwa operasi darat kemungkinan akan segera meningkat.
Pasukan Israel menguasai pinggiran timur Kota Gaza dan dalam beberapa hari terakhir telah menggempur wilayah Sheikh Radwan dan Tel Al-Hawa, dari sana mereka akan diposisikan untuk maju ke wilayah tengah dan barat tempat sebagian besar penduduk berlindung.
"Pemutusan layanan internet dan telepon adalah pertanda buruk. Itu selalu menjadi pertanda buruk bahwa sesuatu yang sangat brutal akan terjadi," kata Ismail, seperti dikutip dari AFP, Jumat 19 September 2025.
Ismail menggunakan e-SIM untuk menghubungkan ponselnya, sebuah metode yang berbahaya karena harus mencari tempat yang lebih tinggi untuk menerima sinyal.
Setidaknya 79 warga
Palestina tewas akibat serangan atau tembakan Israel di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir, sebagian besar di Kota Gaza, ungkap Kementerian Kesehatan wilayah tersebut pada Kamis sore.
Rute jaringan telekomunikasi
Perusahaan Telekomunikasi Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa layanannya telah diputus "karena agresi yang sedang berlangsung dan penargetan rute jaringan utama".
Tentara Israel tidak menanggapi permintaan komentar mengenai pemadaman tersebut. Dalam pernyataan terbarunya kepada media, Israel mengatakan pasukannya memperluas operasi mereka di Kota Gaza, membongkar apa yang disebutnya "infrastruktur teror" dan "melenyapkan teroris", serta terus beroperasi di Khan Younis dan Rafah di selatan.
Israel mengatakan ingin menghancurkan kelompok militan Palestina Hamas di kubu pertahanannya dan membebaskan sandera terakhir yang masih ditahan di Gaza, tetapi serangan besar terbarunya setelah dua tahun perang yang menghancurkan telah menuai kecaman internasional.
Ratusan ribu warga Palestina telah meninggalkan Kota Gaza sejak Israel mengumumkan niatnya untuk mengambil alih kendali pada 10 Agustus, tetapi lebih banyak lagi yang tetap tinggal, baik di rumah-rumah yang hancur di antara reruntuhan maupun di tenda-tenda darurat.
Warga terjebak
Bassam Al-Qanou, seorang pengungsi yang berlindung bersama sekitar 30 anggota keluarga di sebuah tenda darurat yang compang-camping di pantai, mengatakan mereka tidak punya cara untuk keluar, dan tidak punya tempat tujuan.
"Kami takut, tapi apa yang bisa kami lakukan?" kata Al-Qanou, menambahkan bahwa anak-anak tidak bisa tidur karena ketakutan dan gempuran serangan rudal yang tak henti-hentinya dari laut, udara, dan darat.
Militer telah menyebarkan selebaran yang mendesak penduduk untuk mengungsi ke "zona kemanusiaan" yang telah ditentukan di selatan wilayah tersebut, tetapi badan-badan bantuan mengatakan kondisi di sana sangat buruk, dengan makanan, obat-obatan, dan ruang yang tidak mencukupi serta tempat berlindung yang tidak memadai.
Empat warga Palestina lainnya, termasuk seorang anak, meninggal dunia akibat malnutrisi dan kelaparan dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan, sehingga jumlah kematian akibat penyebab tersebut menjadi setidaknya 435 orang, termasuk 147 anak-anak, sejak perang dimulai.
Israel mengatakan tingkat kelaparan di Gaza telah dibesar-besarkan.
Kantor media pemerintah yang dikelola
Hamas mengatakan bahwa total 3.542 orang telah tewas di Jalur Gaza sejak 11 Agustus, sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana untuk menguasai wilayah tersebut, hingga Rabu.
Dikatakan 56% dari mereka tewas di Kota Gaza dan bagian utara enklave tersebut, dan 44% di wilayah tengah dan selatan, yang menurutnya menunjukkan bahwa Israel berusaha mengurangi populasi di utara tanpa mengampuni wilayah selatan.
Israel menyalahkan Hamas atas berlanjutnya perang, dengan mengatakan bahwa kelompok itu dapat mengakhirinya sekarang jika menyerah, melucuti senjata, dan membubarkan diri.
Tank terlihat di Gaza
Di sepanjang jalan pesisir, barisan kendaraan dari berbagai jenis, mulai dari gerobak dan mobil butut hingga van pengangkut barang, bergerak ke selatan, sarat muatan kasur, tabung gas, dan seluruh keluarga yang bertengger di atas barang-barang mereka.
"Kami akan tidur di jalanan menuju pantai, seperti ini tanpa alas kaki, kami tidak tahu harus ke mana," kata Yasser Saleh, sambil berdiri di tepi trailer reyot yang ditarik mobil. Di Sheikh Radwan, yang terletak di utara pusat kota dan telah dibombardir hebat dalam beberapa hari terakhir, warga mengatakan mereka melihat tank-tank di jantung lingkungan mereka.
Mereka juga mengatakan pasukan Israel telah meledakkan empat kendaraan tanpa pengemudi yang penuh bahan peledak dan ledakan tersebut telah menghancurkan banyak rumah.
Ledakan serupa telah mengguncang Tel Al-Hawa, yang terletak di tenggara pusat kota, dan warga di sana juga melaporkan melihat tank-tank di jalanan. Militer Israel mengatakan tidak mengomentari pengerahan pasukannya.