MBG Dinilai Perlu Jubir Khusus untuk Meminimalkan Risiko Miskomunikasi

Jakarta: Pengamat Komunikasi Politik, Gun Gun Heryanto menilai keberhasilan Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya ditentukan dari pelaksanaan teknis di lapangan. Namun, juga bagaimana pemerintah mengelola komunikasi kebijakan kepada publik.

“Kalaupun MBG ini tetap harus jalan, harus ada yang disebut komunikasi kebijakan yang baik. Kebijakan tidak mungkin bisa sukses kalau komunikasi kebijakannya buruk,” kata Gun Gun dikutip Media Indonesia, Jumat, 3 Oktober 2025.

Ia menekankan, pemerintah sebaiknya menunjuk juru bicara khusus yang fokus mengawal komunikasi publik program MBG. Menurut dia, penunjukan jubir khusus pernah dilakukan di era Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menghadapi bencana nasional.
 

Baca juga:  BGN: Keracunan MBG di Bandung Barat Dipicu Senyawa Kimia Pengawet Makanan Nitrit

“Dulu Pak SBY bikin juru bicara bidang kebencanaan karena waktu itu memang konteksnya banyak bencana. Kalau MBG ini dianggap program prioritas dan menyangkut jutaan jiwa bangsa Indonesia, kenapa tidak dibikin saja juru bicara khusus terkait makan bergizi gratis,” ungkap Gun Gun.

Ilustrasi MBG. Foto: MI.

Menurut dia, tanpa adanya juru bicara khusus, risiko misinformasi dan miskomunikasi akan semakin besar. Hal itu bisa memperburuk citra program MBG di mata masyarakat.

“Bayangkan kalau persoalan ini terus terjadi dan tidak ada orang yang memang bertanggung jawab atas komunikasi kebijakannya, bukankah itu akan memperparah buruknya MBG di mata publik?” sebut Gun Gun.

Lebih jauh, Gun Gun menjelaskan bahwa sosok juru bicara tidak harus tunggal. Namun, yang terpenting adalah adanya protokol komunikasi yang jelas.

“Siapa yang menjadi spokesperson itu bisa banyak, yang penting protokol komunikasinya jelas. Dan siapapun yang nanti ditunjuk harus benar-benar punya kualifikasi memadai untuk menangani komunikasi publik dengan baik. Itu yang sekarang masih kurang,” ujar Gun Gun.