Ilustrasi tanaman mangrove. Foto: Medcom.id/Rizkie Fauzian.
Ade Hapsari Lestarini • 23 August 2025 06:15
Jakarta: Indonesia menargetkan pencapaian FOLU Net Sink 2030, dengan hutan mangrove sebagai elemen strategis karena kemampuannya menyerap karbon hingga sepuluh kali lebih besar dibandingkan hutan daratan.
Pemerintah juga menargetkan rehabilitasi 600 ribu hektare kawasan mangrove hingga 2029, sesuai komitmen dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk pengendalian perubahan iklim.
Perusahaan solusi teknologi PT Delta Sukses Teknologi pun mendukung agenda pemerintah sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya melindungi alam bagi generasi mendatang melalui penanaman mangrove.
Penanaman 1.000 pohon mangrove oleh perusahaan diproyeksikan menyerap hingga 33 ribu kg CO?e selama 20 tahun ke depan. Selain fungsi ekologis dalam mencegah abrasi dan menjaga biodiversitas pesisir, program ini juga diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar melalui pengembangan ekowisata dan budi daya ramah lingkungan.
"Semangat kemerdekaan bukan hanya tentang selebrasi, tetapi menjadi momen reflektif untuk memperkuat kontribusi kita terhadap masa depan bangsa," kata Commercial Director PT Delta Sukses Teknologi, Harold Hutabarat, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Sejalan dengan itu, PT Delta Sukses Teknologi menggelar aksi lingkungan bertajuk "Bersama Menjaga Alam: Aksi Peduli Bumi". Melalui penanaman 1.000 pohon mangrove, perusahaan berkontribusi nyata terhadap pelestarian ekosistem pesisir dan penguatan ketahanan iklim nasional.

Penanaman mangrove di Pulau Harapan
Berkolaborasi dengan perusahaan pengembang solusi iklim, CarbonEthics, menggelar penanaman ini di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, dengan diawali seremoni penanaman simbolik di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta.
Pulau Harapan merupakan salah satu pulau berpenghuni di kawasan Kepulauan Seribu bagian utara, yang termasuk dalam wilayah kerja Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) Wilayah 2. Selain dikenal sebagai destinasi wisata yang cukup populer, aktivitas masyarakat di pulau ini terbilang tinggi.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Pulau Harapan menghadapi tantangan lingkungan yang cukup serius, mulai dari banjir rob yang terjadi beberapa kali setiap tahun hingga ancaman abrasi akibat aktivitas pengerukan pasir di sekitar perairan. Kondisi ini berpotensi menggerus garis pantai serta menurunkan kualitas habitat pesisir.
Penanaman mangrove di Pulau Harapan menjadi langkah strategis untuk melindungi wilayah pesisir dari dampak abrasi dan banjir rob, sekaligus memulihkan keanekaragaman hayati yang menopang ekosistem setempat. Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai benteng alami terhadap gelombang dan erosi, tetapi juga menyediakan habitat bagi berbagai jenis biota laut, yang pada akhirnya mendukung keberlanjutan ekowisata dan kehidupan masyarakat pulau.
"Inisiatif seperti ini penting untuk memperkuat gerakan kolektif dalam menjaga ekosistem. Aksi bersama menjadi contoh konkret komitmen perusahaan untuk menciptakan masa depan yang lebih resilien terhadap
perubahan iklim," tambah Co-Founder dan CEO CarbonEthics, Agung Bimo Listyanu.
Lebih dari sekadar aksi sosial, inisiatif ini menjadi bentuk konsistensi PT Delta Sukses Teknologi sebagai perusahaan yang adaptif dan bertanggung jawab. Dengan fokus pada pengembangan inovasi teknologi untuk konsumen dewasa, perusahaan juga terus mengedepankan standar kualitas, keamanan, kepatuhan terhadap regulasi, serta pendekatan yang komunikatif dan transparan.
Melalui langkah-langkah progresif, PT Delta Sukses Teknologi menegaskan peran dalam membangun lanskap industri nasional yang tangguh, relevan, dan berdampak positif bagi masyarakat.
"Kami meyakini perubahan positif harus dimulai dari dalam organisasi. Harapannya, langkah kami ini juga dapat menginspirasi para pelaku industri lain untuk menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan kepedulian. Karena keberlanjutan bukan sekadar program, melainkan komitmen jangka panjang yang perlu dijalankan bersama-sama guna membentuk industri yang lebih tangguh dan berkelanjutan," kata Harold.