Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan. Pelemahan rupiah terjadi lantaran penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 28 April 2025, rupiah hingga pukul 09.10 WIB berada di level Rp16.850 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 20,5 poin atau setara 0,12 persen dari Rp16.829,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.849 per USD. Rupiah melemah sebanyak 25 poin atau setara 0,15 persen dari Rp16.824 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
(Ilustrasi rupiah. MI/Adam Dwi)
Rupiah bakal fluktuatif
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini akan berfluktuatif namun akan ditutup menguat pada rentang Rp16.780-Rp16.830.
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah terjadi karena sentimen Presiden AS Donald Trump yang mengemukakan prospek pengurangan bea perdagangan yang tinggi terhadap Tiongkok.
Namun, kurangnya kejelasan tentang komentar Trump, ditambah dengan pernyataan yang kurang optimis dari pejabat lain, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi AS dan perang dagang yang sengit antara Washington dan Beijing.
Trump mengatakan minggu ini ia akhirnya dapat menurunkan tarifnya yang tinggi, 145 persen terhadap Tiongkok. Namun, ia mengatakan langkah tersebut akan bergantung pada Tiongkok yang datang ke meja perundingan, sebuah skenario yang tidak begitu diminati Beijing untuk dilaksanakan. Tiongkok membalas dengan tarif 125 persen terhadap AS, dan hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mundur.
Komentar dari anggota pemerintahan Trump lainnya juga merusak optimisme atas deeskalasi AS-Tiongkok. Menteri Keuangan Scott Bessent memperingatkan pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok bisa jadi sulit, dan AS kemungkinan perlu memangkas tarif terlebih dahulu sebelum terlibat dengan Beijing.
"Para pedagang tetap waspada atas potensi dampak tarif Trump, bahkan ketika sebuah laporan menunjukkan ia dapat menawarkan beberapa pengecualian kepada para produsen mobil," jelas Ibrahim.