Serangan Israel Hantam Wilayah Dekat Klinik Gaza, Anak-anak Dilaporkan Tewas

Korban Gaza berjatuhan akibat serangan Israel. Foto: Anadolu

Serangan Israel Hantam Wilayah Dekat Klinik Gaza, Anak-anak Dilaporkan Tewas

Fajar Nugraha • 11 July 2025 06:28

Yerusalem: Serangan udara Israel menghantam warga Palestina di dekat pusat medis di Gaza pada Kamis 10 Juli 2025, menewaskan 16 orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih banyak orang. Di saat bersamaan perundingan gencatan senjata berlarut-larut tanpa hasil yang diharapkan dalam waktu dekat.

Rekaman video terverifikasi dari serangan di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah menunjukkan jasad perempuan dan anak-anak tergeletak di genangan darah di tengah debu dan jeritan. Satu klip menunjukkan beberapa anak tak bergerak terbaring di atas kereta keledai.

"Dia tidak melakukan apa-apa, dia tidak bersalah, sumpah. Mimpinya adalah agar perang berakhir dan mereka mengumumkannya hari ini, untuk kembali bersekolah," kata Samah al-Nouri, duduk di samping jasad putrinya, yang tewas dalam ledakan itu, seperti dari dikutip Channel News Asia, Jumat 11 Juli 2025.

"Dia hanya dirawat di fasilitas medis. Mengapa mereka membunuh mereka?" kata Al-Nouri, sementara jasad-jasad lain tergeletak di sekelilingnya di rumah sakit terdekat.
 

Baca: Serangan Israel Tewaskan 40 Orang di Gaza, Termasuk Perempuan dan Anak-anak.


Militer Israel mengatakan telah menyerang seorang militan yang terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang. Militer Israel menyatakan telah mengetahui laporan mengenai beberapa orang yang terluka dan bahwa insiden tersebut sedang ditinjau.

Project HOPE yang berbasis di AS mengatakan serangan itu terjadi tepat di luar klinik kesehatannya di Altayara. "Rasa ngeri dan patah hati tidak dapat diungkapkan dengan tepat bagaimana perasaan kami sekarang," kata kelompok bantuan itu dalam sebuah pernyataan.

Serangan rudal Deir al-Balah terjadi ketika negosiator Israel dan Hamas mengadakan pembicaraan dengan mediator di Qatar mengenai usulan gencatan senjata 60 hari dan kesepakatan pembebasan sandera yang bertujuan untuk membangun kesepakatan gencatan senjata yang langgeng.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa kesepakatan kemungkinan besar tidak akan tercapai dalam satu atau dua minggu ke depan. Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berharap akan tercapai kesepakatan.

"Saya pikir kita semakin dekat, dan saya pikir mungkin kita lebih dekat daripada sebelumnya," kata Rubio kepada para wartawan di KTT ASEAN di Malaysia.

Beberapa putaran perundingan tidak langsung antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, gagal menghasilkan terobosan sejak militer Israel melanjutkan operasinya pada bulan Maret setelah gencatan senjata sebelumnya.

Serangan berulang oleh pasukan Israel dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan ratusan warga Gaza, banyak di antaranya warga sipil, dan melukai ribuan lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat, yang memberikan beban berat pada beberapa rumah sakit yang tersisa di wilayah kantong tersebut.

Menipisnya pasokan bahan bakar berisiko menimbulkan gangguan lebih lanjut di rumah sakit yang setengah beroperasi, termasuk inkubator di unit neonatal Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, kata para dokter di sana.

"Kami terpaksa menempatkan empat, lima, atau terkadang tiga bayi prematur dalam satu inkubator," kata Dr. Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit, seraya menambahkan bahwa bayi-bayi prematur kini berada dalam kondisi kritis.

Seorang pejabat militer Israel mengatakan bahwa bahan bakar yang ditujukan untuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan lainnya telah diizinkan masuk ke wilayah kantong tersebut pada hari Rabu dan Kamis.

Namun, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa jauh lebih banyak bahan bakar dibutuhkan untuk menjaga agar layanan penting yang menyelamatkan jiwa dan mempertahankan kehidupan tetap beroperasi.

Serangan Israel terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan Palestina, penahanan tenaga medis, dan pembatasan masuknya pasokan medis telah menuai kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Badan kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan pada bulan Mei bahwa PBB telah mendokumentasikan setidaknya 686 serangan yang berdampak pada layanan kesehatan di Gaza sejak perang dimulai.

Menipisnya pasokan bahan bakar berisiko menimbulkan gangguan lebih lanjut di rumah sakit yang tersisa dan setengah berfungsi, termasuk inkubator di unit neonatal rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, kata para dokter di sana.

"Kami terpaksa menempatkan empat, lima, atau terkadang tiga bayi prematur dalam satu inkubator," pungkas Dr. Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit, seraya menambahkan bahwa bayi prematur kini berada dalam kondisi kritis.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)