Gegara Tarif Trump, Pertumbuhan Ekonomi AS di 2025 Bakal 'Jalan di Tempat'

Ilustrasi, bendera Amerika Serikat. Foto: Xinhua/Liu Jie.

Gegara Tarif Trump, Pertumbuhan Ekonomi AS di 2025 Bakal 'Jalan di Tempat'

Husen Miftahudin • 16 April 2025 10:56

Washington: Peterson Institute for International Economics (PIIE), sebuah lembaga pemikir nonpartisan yang berpusat di Washington, DC, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan terhenti tahun ini di tengah ketidakpastian kebijakan Presiden AS Donald Trump.

"Pada dasarnya, ini adalah cerita tentang fondasi yang kokoh yang memberi jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang terhenti dan inflasi yang lebih tinggi karena pergeseran kebijakan," kata Karen Dynan, peneliti senior nonresiden di PIIE, yang memimpin prakiraan untuk prospek ekonomi global lembaga tersebut, dikutip dari Xinhua, Rabu, 16 April 2025.

Dynan mengatakan pertumbuhan PDB AS secara tahun-ke-tahun (yoy) diproyeksikan sebesar 1,1 persen pada 2025 dan 0,6 persen pada 2026. Ia mencatat pertumbuhan PDB AS pada kuartal keempat 2025 diperkirakan sebesar 0,1 persen, dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, tingkat Inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada kuartal keempat diproyeksikan mencapai 4,0 persen (yoy), sebelum turun menjadi 3,2 persen (yoy) pada kuartal keempat 2026, menurut Prospek Ekonomi Global yang baru dirilis.

Menurut Dynan, tarif yang dikeluarkan Trump akan menaikkan harga, mengurangi pendapatan riil, mengganggu pasokan, dan menghambat keputusan, dan pengurangan drastis dalam imigrasi akan memperlambat pertumbuhan potensi produksi dan permintaan AS.

Ia juga berpendapat Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang dipimpin oleh Elon Musk, tidak banyak mengurangi pengeluaran pemerintah dan tidak meningkatkan efisiensi. Penghematan langsung dari pemutusan hubungan kerja (PHK) para pekerja relatif kecil, dan gangguan operasional mengurangi efisiensi dalam jangka pendek.

Langkah yang dilakukan Elon Musk justru sebaliknya, yakni membuat pemotongan pada bidang penelitian dan pengembangan akan menurunkan produktivitas dan hasil dalam jangka panjang.
 

Baca juga: Bawa Dampak Negatif, Tarif Trump Dorong Ekonomi AS Mendekati Resesi


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Hu Yousong)
 

AS kemungkinan masuk ke jurang resesi


Dynan memperkirakan kemungkinan terjadinya resesi di AS sebesar 40 persen, dengan mencatat adanya risiko penurunan yang besar akibat potensi perkembangan di AS. Ia menyoroti pelemahan ekonomi dapat diperparah oleh penurunan pasar saham yang lebih besar, hilangnya kepercayaan pada manajemen fiskal AS, dan pengetatan moneter baru jika ekspektasi inflasi tidak terkendali.

Di sisi lain, Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap hingga akhir tahun, menunggu tanda-tanda yang lebih jelas inflasi mereda sebelum melakukan pemangkasan, katanya.

"Secara global, dengan asumsi tarif yang saat ini diumumkan oleh pemerintahan Trump sebagian besar tetap berlaku dan beberapa pembalasan terjadi, banyak negara akan mengalami pertumbuhan yang jauh lebih lambat di kuartal mendatang dibandingkan yang diharapkan enam bulan lalu," papar Dynan.

PDB global riil sekarang diproyeksikan meningkat hanya sebesar 2,7 persen (yoy) pada 2025 dan 2,8 persen (yoy) pada 2026, turun dari kenaikan 3,2 persen (yoy) tahun lalu, menurut proyeksi tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)